Segalanya tentang Inspirasi, Kesehatan & Lifestyle


Selasa, 04 Agustus 2020

Bahaya Kesehatan Aksi Meminum Darah

| Selasa, 04 Agustus 2020

Kakek minum darah
Aksi kakek meminum darah hewan qurban (Ist)

Warga +62 dihebohkan tingkah nyeleneh pria tua asal Garut, Jawa Barat. Betapa tidak, ritual sakral penyembelihan qurban mendadak ternoda dengan aksinya yakni meminum darah sapi hingga menggegerkan media sosial. Lantas, bolehkah kita meminum darah serta apa efeknya buat kesehatan?

Aksi nyeleneh ini pun terekam kamera netizen. Tak berlangsung lama, video ini pun akhirnya viral karena aksinya yang menyita perhatian warga +62.

Tampak dalam video, sang pria tua itu nekat minum segelas darah sapi segar usai prosesi penyembelihan binatang qurban.

Dilansir detik[dot]com, peristiwa yang tak wajar ini berlangsung di Kampung Seni, Desa Jayawaras, Kecamatan Tarogong Kidul, Kabupaten Garut, Jawa Barat, Jumat (31/7/2020).

Menurut warga +62 di lokasi kejadian, terkait kejadian itu tidak mengetahui secara jelas aksi pria yang tidak diketahui identitasnya itu mengambil gelas dan menghampiri panitia qurban yang sedang menyembelih sapi.

Pria lansia yang sudah beruban pun langsung mengambil darah. Tak berselang lama, langsung meminum darah yang diperolehnya itu. Masyarakat pun tercengan dengan aksinya. “Langsung diminum gitu aja di depan warga yang ada di sana,” ujar Edo warga +62 yang sempat melihatnya.

Tak kalah nyelenehnya, pada bulan Juni 2015 silam. Pasangan Pyretta Blaze dan Andy Filth pun melakoni adegan aneh. Dirinya sangat terobsesi dengan dunia vampir. Yakni mereka memiliki kebiasaan ‘aneh’ meminum darah satu sama lain.

Padahal, darah bisa jadi mengandung berbagai penyakit. Pasalnya, dengan mengonsumsi berlebihan dapat menimbulkan komplikasi kesehatan.

Selain darah mengandung ‘penyakit’ seperti hepatitis B, hepatitis C, dan HIV. Mengonsumsi darah manusia dalam jumlah berlebih adalah kebiasaan ‘beracun’. Artinya, mengonsumsi darah sama saja dengan mengonsumsi racun lain. Mungkin saat Anda menggigit bibit dan tidak sengaja menelan darah dalam jumlah sedikit tidak akan menimbulkan bahaya. Akan tetapi, jika Anda meminumnya dalam jumlah tak wajar dapat mengancam Anda.

Melansir detik[dot]com, dalam darah terdapat zat besi yang dibutuhkan oleh tubuh yang bertanggungjawab membawa oksigen dari paru-paru ke seluruh tubuh. Ketika dikonsumsi secara berlebihan, terutama untuk orang-orang dengan hemakromatosis, dapat menyebabkan komplikasi kesehatan seperti mengalami penyakit hati dan jantung.

Haram

Terlepas dari aksi itu, bagaimana dengan resiko lain atau kah manfaat mengonsumsi darah? Mengutip eramuslim[dot]com, “Sesungguhnya Allah hanya mengharamkan atasmu bangkai, darah, dan babi dan (daging) hewan yang disembelih dengan (menyebut nama) selain Allah. Tetapi barangsiapa terpaksa (memakannya) bukan karena menginginkannya dan tidak (pula) melampaui batas, maka tidak ada dosa baginya. Sungguh, Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang,” (QS. AlBaqarah:173).

Jelas, sejak 20 abad silam. Larangan Allah telah difirmankan. Dengan alirannya, darah membawa vitamin, hormone, oksigen, dan zat-zat seperti protein, gula dan lemak, semuanya diserap selama proses pencernaan ke sel, aliran darah diperlukan untuk mempertahankan kehidupan.

Kuman dalam darah
Kuman dalam darah (blog jelitawifdiyana)

Di sisi lain, darah juga membawa berbagai racun dan produk limbah yang perlu dikeluarkan dari tubuh. Salah satu tugas paling penting darah adalah mengangkut zat-zat seperti urea, asam urat, keratin dan karbondioksida yang perlu dikeluarkan.

Maka dari itu, dalam jumlah yang signifikan darah yang dikonsumsi, tingkat produk dalam tubuh harus dikeluarkan akan semakin meningkat. Hal itu berakibat meningkatkan kadar urea, zat berbahaya uang diangkut ke ginjal untuk dikeluarkan dari tubuh.

Selain itu, dapat merusak fungsi otak dan bahkan berakibat koma. Karena sifatnya selalu ada senyawa berbahaya dalam darah, bahkan ketika diambil dari hewan yang sehat sekalipun. Dan jika diambil dari hewan sakit, berbagai parasit dan kuman akan menular di dalamnya. Dalam hal itu, kuman dapat berkembangbiak dan menyebar ke seluruh tubuh.

Terlebih lagi, darah bukan lingkungan yang steril, artinya sangat ideal bagi kuman untuk tumbuh karena mikroba memiliki peluang besar untuk memberi makan darah, itu merupakan lingkungan yang ideal bagi mereka.

Dalam sistem kekebalan tubuh, darah tidak mendukung mikro-organisme, karena merupakan penyakit. Pada individu yang sehat, mikro-organisme ini hidup dengan memanfaatkan satu sama lain di dalam tubuh. Ketika ada bagian yang terganggu, maupun keseimbangan internal rusak, mereka dapat berubah menjadi mikro-organisme yang menyebabkan penyakit.

Selain itu, darah tidak cocok digunakan sebagai produk makanan. Tingkat protein dicerna seperti albumin, globulin, dan fibrinogen rendah, hanya 8 gram dalam 100ml. hal yang sama berlaku pada lemak.

Selain itu, darah mengandung tingkat hemoglobin tinggi, protein kompleks yang sangat sulit dicerna dan tidak dapat diterima ke perut. Ketika bekuan darah, fibrinogen protein menimbulkan piring yang mengandung eritrosit (sel darah merah) dengan berubah menjadi fibrin.

Fibrin adalah salah satu protein yang paling sulit untuk dicerna, sehingga membuat darah lebih sulit untuk dicerna. Kesimpulan para ahli kesehatan sepakat bahwa darah tidak layak untuk konsumsi manusia dalam bentuk apapun.

“Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging babi dan (daging) hewan yang disembelih bukan atas (nama) Allah, yang tercekik, yang dipukul, yang jatuh, yang ditanduk dan yang diterkam binatang buas kecuali, yang sempat kamu sembelih. Dan (diharamkan pula) yang disembelih untuk berhala. Dan (diharamkan pula) mengundi nasib dengan azlam (anak panah) (karena) itu suatu perbuatan fasik, pada hari ini orang-orang kafir telah putus asa untuk (mengalahkan) agamamu, sebab itu janganlah kamu takut kepada mereka, tetapi takutlah kepadaKu. Pada hari ini telah aku sempurnakan agamamu untukmu, dan telah aku cukupkan nikmatku bagimu, dan telah aku ridhai Islam sebagai agamamu. Tetapi barangsiapa terpaksa karena lapar bukan karena ingin berbuat dosa, maka sungguh Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang”. (QS. AlMaidah:3). ***


Related Posts

Tidak ada komentar:

Posting Komentar