Segalanya tentang Inspirasi, Kesehatan & Lifestyle


Jumat, 31 Juli 2020

Dodik Kuswanto, Maha Guru Energi Husada Ilahiyah

| Jumat, 31 Juli 2020

Dodik Kuswanto (Dok. Pribadi)

Ketertarikannya di dunia pengobatan tradisional, dipadukan dengan energi supranatural (ilahiyah) menghantarkannya sebagai terapis yang mumpuni di bidangnya. Karena, kemampuannya inilah banyak pasiennya yang merasakan manfaatnya hingga menggapai kesembuhan dari beragam penyakit yang konon hasilnya nihil untuk disembuhkan dengan tenaga medis pada umumnya.

Pria kelahiran Surabaya, 39 tahun silam ini merupakan anak ke-3 dari 4 bersaudara pasangan Mulyono (alm) dan Nur Siti Chaalimah (alm). Sejak usianya yang masih belia, yakni ketika masih duduk di bangku kelas 3 sekolah dasar (SD) inilah dirinya memiliki kecintaan khusus pada dunia ilmu kanoragan (silat).

Demi minatnya itulah, dirinya menghabiskan masa kecilnya dengan berlatih berbagai jurus hingga dikuasainya. Sesekali, dimasa senggangnya ia pun tak lupa belajar ilmu pengobatan yakni pijat dari sang kakek. Ia pun menguasai ilmu yang diwariskan leluhurnya hingga tamat.

Dari tempaan tangan dingin sang kakek inilah. Kepiawaiannya sebagai terapis pengobatan tradisional menjadikannya dikenal sebagai sosok yang mampu mengobati beragam penyakit dengan metode pijat tradisional.

Sebagai pribadi yang haus akan ilmu, pria yang akrab disapa Mas Dodik ini berkelana menimba ilmu dari guru yang mumpuni. Meski telah menyerap ilmu dari sang kakek, diperlukan ilmu lainnya untuk melengkapi untuk kesempurnaan ilmu yang selama ini dikuasainya.

Tak ayal, dalam berkelana dirinya telah banyak menimba ilmu dari banyak guru. Mulai dari guru kanoragan, terapis tradisional hingga spiritualis. Meski jauh dan harus meninggalkan rutinitas keseharian. Ia lakoni demi niatnya membantu masyarakat banyak agar meraih kesembuhan.

Setelah melanglangbuana dari satu tempat k tempat lainnya. Dari masuk satu  pesantren hingga keluar pesantren lainnya pernah ia alami. Ia pun sempat menjalani pendidikan militer, puncaknya dirinya dinyatakan meninggal (mati suri, red).

Dalam perjalanan gaib inilah, ia mengalami peristiwa berada di suatu taman yang luas serta banyak pintu yang bercahaya. Dan di masing-masingnya, dijaga sosok-sosok kekar dan akhirnya dirinya diminta untuk kembali karena belum waktunya untuk meninggalkan dunia yang masih membutuhkannya.

Usai peristiwa itu, ia pun bertekat untuk menekuni dunia pengobatan tradisional. Hal ini juga dilatarbelakangi dirinya mengalami lumpuh akibat patah tulang setelah mengikuti kejurnas karateka.

Pengobatan yang didalaminya pun dikolaborasikan dengan herbal (ramuan), ruqyah, pijat, totok jari, totok telur hingga energi ilahiyah. Dan energi inilah yang menjadi ciri khusus pengobatan yang diberikan kepada para pasien yang banyak mengalami penyakit parah seperti stroke, ginjal, susah move on, santet, susuk, dll.

Energi ilahiyah inilah yang diyakininya sebagai energi yang tercipta akibat keikhlasan untuk mendekatkan diri kepada Sang Khalik melalui ibadah dan zikir, seperti salat, puasa yang akhirnya bermuara pada power of nawaitu yang berwujud pada energi/doa (ruqyah).

Keberadaaan energi yang berasal dari getaran ikhlas antara manusia dengan Sang Pencipta dengan menyakini akan kuasa Allah SWT (Maha Atas Segalanya) inilah menjadi energi yang baik untuk mendukung terapinya.

Keberhasilan serta bukti atas dedikasinya sebagai sang terapis dirinya meraih penghargaan pada tahun 2020. Yakni, sebagai Maha Guru Energi Husada dan Ahli Pengobatan Spiritual Terbaik Indonesia dari Penerbit Menara Madinah.

Seperti mottonya, “Allah memberikan ujian sakit pasti diberi solusi berupa obat”. Dan dengan tangannya, Mas Dodik memberikan terapi dengan pengobatan ilahiyah karena Allah SWT. Ia pun membaktikan dirinya kepada masyarakat yang membutuhkan pengobatan dengan aktif mengikuti bakti social berupa pengobatan gratis di seluruh pelosok nusantara.

Bagi Anda yang ingin mendapatkan terapis pengobatan darinya bisa mencobanya. Semoga Allah memberikan kesembuhan seiring terapi yang diberikan oleh Mas Dodik. Tentunya, ikhlas lillahi ta’ala. Aamiin. ***


Related Posts

Tidak ada komentar:

Posting Komentar