Dodik Kuswanto (Dok. Pribadi) |
Ketertarikannya
di dunia pengobatan tradisional, dipadukan dengan energi supranatural (ilahiyah) menghantarkannya sebagai
terapis yang mumpuni di bidangnya. Karena, kemampuannya inilah banyak pasiennya
yang merasakan manfaatnya hingga menggapai kesembuhan dari beragam penyakit
yang konon hasilnya nihil untuk
disembuhkan dengan tenaga medis pada umumnya.
Pria
kelahiran Surabaya, 39 tahun silam ini merupakan anak ke-3 dari 4 bersaudara
pasangan Mulyono (alm) dan Nur Siti Chaalimah (alm). Sejak usianya yang masih
belia, yakni ketika masih duduk di bangku kelas 3 sekolah dasar (SD) inilah
dirinya memiliki kecintaan khusus pada dunia ilmu kanoragan (silat).
Demi
minatnya itulah, dirinya menghabiskan masa kecilnya dengan berlatih berbagai
jurus hingga dikuasainya. Sesekali, dimasa senggangnya ia pun tak lupa belajar
ilmu pengobatan yakni pijat dari sang kakek. Ia pun menguasai ilmu yang
diwariskan leluhurnya hingga tamat.
Dari tempaan
tangan dingin sang kakek inilah. Kepiawaiannya sebagai terapis pengobatan
tradisional menjadikannya dikenal sebagai sosok yang mampu mengobati beragam penyakit
dengan metode pijat tradisional.
Sebagai
pribadi yang haus akan ilmu, pria yang akrab disapa Mas Dodik ini berkelana
menimba ilmu dari guru yang mumpuni. Meski telah menyerap ilmu dari sang kakek,
diperlukan ilmu lainnya untuk melengkapi untuk kesempurnaan ilmu yang selama
ini dikuasainya.
Tak ayal,
dalam berkelana dirinya telah banyak menimba ilmu dari banyak guru. Mulai dari
guru kanoragan, terapis tradisional hingga spiritualis. Meski jauh dan harus
meninggalkan rutinitas keseharian. Ia lakoni demi niatnya membantu masyarakat
banyak agar meraih kesembuhan.
Setelah
melanglangbuana dari satu tempat k tempat lainnya. Dari masuk satu pesantren hingga keluar pesantren lainnya
pernah ia alami. Ia pun sempat menjalani pendidikan militer, puncaknya dirinya
dinyatakan meninggal (mati suri, red).
Dalam
perjalanan gaib inilah, ia mengalami peristiwa berada di suatu taman yang luas
serta banyak pintu yang bercahaya. Dan di masing-masingnya, dijaga sosok-sosok
kekar dan akhirnya dirinya diminta untuk kembali karena belum waktunya untuk
meninggalkan dunia yang masih membutuhkannya.
Usai
peristiwa itu, ia pun bertekat untuk menekuni dunia pengobatan tradisional. Hal
ini juga dilatarbelakangi dirinya mengalami lumpuh akibat patah tulang setelah
mengikuti kejurnas karateka.
Pengobatan
yang didalaminya pun dikolaborasikan dengan herbal (ramuan), ruqyah, pijat,
totok jari, totok telur hingga energi ilahiyah.
Dan energi inilah yang menjadi ciri khusus pengobatan yang diberikan kepada
para pasien yang banyak mengalami penyakit parah seperti stroke, ginjal, susah move on, santet, susuk, dll.
Energi ilahiyah inilah yang diyakininya sebagai
energi yang tercipta akibat keikhlasan untuk mendekatkan diri kepada Sang
Khalik melalui ibadah dan zikir, seperti salat, puasa yang akhirnya bermuara
pada power of nawaitu yang berwujud
pada energi/doa (ruqyah).
Keberadaaan
energi yang berasal dari getaran ikhlas antara manusia dengan Sang Pencipta
dengan menyakini akan kuasa Allah SWT (Maha Atas Segalanya) inilah menjadi
energi yang baik untuk mendukung terapinya.
Keberhasilan
serta bukti atas dedikasinya sebagai sang terapis dirinya meraih penghargaan
pada tahun 2020. Yakni, sebagai Maha Guru Energi Husada dan Ahli Pengobatan
Spiritual Terbaik Indonesia dari Penerbit Menara Madinah.
Seperti mottonya,
“Allah memberikan ujian sakit pasti diberi solusi berupa obat”. Dan dengan
tangannya, Mas Dodik memberikan terapi dengan pengobatan ilahiyah karena Allah SWT. Ia pun membaktikan dirinya kepada
masyarakat yang membutuhkan pengobatan dengan aktif mengikuti bakti social
berupa pengobatan gratis di seluruh pelosok nusantara.
Bagi Anda
yang ingin mendapatkan terapis pengobatan darinya bisa mencobanya. Semoga Allah
memberikan kesembuhan seiring terapi yang diberikan oleh Mas Dodik. Tentunya,
ikhlas lillahi ta’ala. Aamiin. ***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar