Wawan Ryedwan Gunawan (Dok. Pribadi) |
Wawan Ryedwan Gunawan atau lebih dikenal dengan Kang Ryedwan Al Jabbar merupakan seorang spiritualis ahli hikmah serta sebagai Guru Besar Yayasan Kujang Indonesia (sebelumnya bernama Padepokan Kujang Parahyangan) yang bermarkas di Bumi Parahyangan Kencana Jalan Raya Banjaran Soreang Kabupaten Bandung Jawa Barat.
Beliau lahir di Bandung
tahun 1976. Perjalanannya di dalam mengarungi ilmu hikmah dan ilmu kebatinan
dimulai sejak 1991 saat beliau bertemu seorang spiritulis asal Lebak Wangi di
daerah Jalan Raya Banjaran Bandung bernama Bapak Arma (Almarhum), diawali dari
sebuah kejadian serta fenomena yang bisa dikatakan di luar nalar manusia sekira
1987 – 1988, beliau sangat sering mengalami pengalaman “tertidur” selama
berhari-hari, bersamaan itu beliau mengalami perjalanan spiritual seperti
sedang berada di tempat yang sangat asing, bertemu dengan orang-orang yang
tidak dikenal sebelumnya.
Anehnya orang itu seperti
mengenakan pakaian-pakaian khas zaman kerajaan-kerajaan Tatar Sunda Pajajaran.
Saat itu beliau banyak mendapatkan wejangan-wejangan mengenai spiritual, selain
itu diajak serta ditunjukkan untuk melihat tempat-tempat yang belum diketahui
sebelumnya. Meski demikian beliau serta merta percaya dan terlena dengan apa
yang telah dialami. Sebaliknya tetap menyikapinya dibarengi logika dan akal
sehat sambil terus mencari jawaban dan merenungkan hikmah apa yang sebenarnya
dapat diambil dari fenomena tersebut.
Bertolak kejadian inilah
yang menjadi titik beliau memulai pencariannya mencari jawaban dan pembenaran hingga
akhirnya atas izin Tuhan beliau dituntun hingga sampai di Pondok-pondok
Pesantren dan dipertemukan dengan Kiyai-kiyai Sepuh untuk mencari pencerahan.
Kejadian tersebut tak ayal
membuat khawatir keluarga. Berkat doa dari Sang Ibunda tercinta, akhirnya
membuat Kang Ryedwan kembali sadar dan pulih seperti sedia kala dan tanpa ada
cacat atau cidera sedikitpun.
Berbagai ilmu kanuragan dan
kebatinan telah beliau timba dari Bapak Arma hingga tahun 1994. Setelah lulus
SMA, rasa keingintahuannya akan ilmu hikmah makin tinggi, sejak beliau
melakukan sebuah perjalanan menuju Kota Garut tahun 1995, beliau bertemu Bapak
Ustadz Apri Dilewo di daerah Kaum Malangbong Garut serta kembali menimba ilmu
kebatinan selama berbulan-bulan kepadanya hingga berlanjut ke sebuah majelis
ilmu kebatinan yang dipimpin oleh Bapak Drs. Adang Enceng Garut hingga satu
tahun lamanya antara tahun 1996 sampai tahun 1997.
Seiring rasa
keingintahuannya akan ilmu, membawanya ke Pondok Pesantren Miftahul Huda Marego
Dayeuh Luhur perbatasan Jawa Barat – Jawa Tengah pimpinan seorang Kiai
kharismatik yang dikenal dengan kearifan dan kebijaksanaannya hingga tahun
1998.
Merasa masih belum puas,
beliau pun dipertemukan dengan KH. Aron (Almarhum) di Samarang Garut pada 1999
hingga 2003. Sebagai sepuh, KH. Aron (Almarhum) banyak menerima wejangan dari
KH. Entib (Almarhum) Malangbong Garut.
Perjalanan beliau dalam mengamalkan ilmu-ilmu yang telah didapatnya itu, telah dimulai pada saat masih di bawah bimbingan KH. Aron pada tahun 1998. Beliau mulai mendirikan sebuah majelis taklim kecil yang diberi nama Majelis Taklim Al Ikhlas. Singkat kata, murid-murid beliau merambah ke mancanegara seperti Malaysia, Singapura, Thailand, Filipina, Australia, Amerika, dan sebagian Eropa. ***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar