Segalanya tentang Inspirasi, Kesehatan & Lifestyle


Selasa, 28 Juli 2020

Wawan Ryedwan Gunawan Melanglang Buana Menimba Ilmu Hikmah Kebatinan

| Selasa, 28 Juli 2020

Wawan Ryedwan Gunawan
Wawan Ryedwan Gunawan (Dok. Pribadi)

Wawan Ryedwan Gunawan atau lebih dikenal dengan Kang Ryedwan Al Jabbar merupakan seorang spiritualis ahli hikmah serta sebagai Guru Besar Yayasan Kujang Indonesia (sebelumnya bernama Padepokan Kujang Parahyangan) yang bermarkas di Bumi Parahyangan Kencana Jalan Raya Banjaran Soreang Kabupaten Bandung Jawa Barat.

Beliau lahir di Bandung tahun 1976. Perjalanannya di dalam mengarungi ilmu hikmah dan ilmu kebatinan dimulai sejak 1991 saat beliau bertemu seorang spiritulis asal Lebak Wangi di daerah Jalan Raya Banjaran Bandung bernama Bapak Arma (Almarhum), diawali dari sebuah kejadian serta fenomena yang bisa dikatakan di luar nalar manusia sekira 1987 – 1988, beliau sangat sering mengalami pengalaman “tertidur” selama berhari-hari, bersamaan itu beliau mengalami perjalanan spiritual seperti sedang berada di tempat yang sangat asing, bertemu dengan orang-orang yang tidak dikenal sebelumnya.

Anehnya orang itu seperti mengenakan pakaian-pakaian khas zaman kerajaan-kerajaan Tatar Sunda Pajajaran. Saat itu beliau banyak mendapatkan wejangan-wejangan mengenai spiritual, selain itu diajak serta ditunjukkan untuk melihat tempat-tempat yang belum diketahui sebelumnya. Meski demikian beliau serta merta percaya dan terlena dengan apa yang telah dialami. Sebaliknya tetap menyikapinya dibarengi logika dan akal sehat sambil terus mencari jawaban dan merenungkan hikmah apa yang sebenarnya dapat diambil dari fenomena tersebut.

Bertolak kejadian inilah yang menjadi titik beliau memulai pencariannya mencari jawaban dan pembenaran hingga akhirnya atas izin Tuhan beliau dituntun hingga sampai di Pondok-pondok Pesantren dan dipertemukan dengan Kiyai-kiyai Sepuh untuk mencari pencerahan.

Kejadian tersebut tak ayal membuat khawatir keluarga. Berkat doa dari Sang Ibunda tercinta, akhirnya membuat Kang Ryedwan kembali sadar dan pulih seperti sedia kala dan tanpa ada cacat atau cidera sedikitpun.

Berbagai ilmu kanuragan dan kebatinan telah beliau timba dari Bapak Arma hingga tahun 1994. Setelah lulus SMA, rasa keingintahuannya akan ilmu hikmah makin tinggi, sejak beliau melakukan sebuah perjalanan menuju Kota Garut tahun 1995, beliau bertemu Bapak Ustadz Apri Dilewo di daerah Kaum Malangbong Garut serta kembali menimba ilmu kebatinan selama berbulan-bulan kepadanya hingga berlanjut ke sebuah majelis ilmu kebatinan yang dipimpin oleh Bapak Drs. Adang Enceng Garut hingga satu tahun lamanya antara tahun 1996 sampai tahun 1997.

Seiring rasa keingintahuannya akan ilmu, membawanya ke Pondok Pesantren Miftahul Huda Marego Dayeuh Luhur perbatasan Jawa Barat – Jawa Tengah pimpinan seorang Kiai kharismatik yang dikenal dengan kearifan dan kebijaksanaannya hingga tahun 1998.

Merasa masih belum puas, beliau pun dipertemukan dengan KH. Aron (Almarhum) di Samarang Garut pada 1999 hingga 2003. Sebagai sepuh, KH. Aron (Almarhum) banyak menerima wejangan dari KH. Entib (Almarhum) Malangbong Garut.

Perjalanan beliau dalam mengamalkan ilmu-ilmu yang telah didapatnya itu, telah dimulai pada saat masih di bawah bimbingan KH. Aron pada tahun 1998. Beliau mulai mendirikan sebuah majelis taklim kecil yang diberi nama Majelis Taklim Al Ikhlas. Singkat kata, murid-murid beliau merambah ke mancanegara seperti Malaysia, Singapura, Thailand, Filipina, Australia, Amerika, dan sebagian Eropa. ***

Related Posts

Tidak ada komentar:

Posting Komentar