Segalanya tentang Inspirasi, Kesehatan & Lifestyle


Selasa, 28 Juli 2020

Tren Bersepeda Dikala Pandemi COVID-19

| Selasa, 28 Juli 2020

Tren bersepeda dengan protokol kesehatan (IG)
Tren bersepeda dengan protokol kesehatan (IG)

Tren kegiatan bersepeda di Indonesia meningkat kala pandemi COVID-19. Selain memberi ruang khusus bagi pesepeda, pemerintah juga mengatur protokol kesehatan bagi masyarakat ketika bersepeda di ruang publik. Lalu, bagaimana tips bersepeda agar tetap nyaman, tentunya terjaga dari serangan virus?

Badan Kesehatan Dunia (WHO) telah merilis panduan teknis tentang beraktivitas selama pandemi coronavirus. Dalam panduan tersebut WHO menganjurkan masyarakat untuk bersepeda dan berjalan kaki guna menghindari kontak fisik, serta memperlambat pandemi ini.

Panduan teknis tersebut dikeluarkan kantor perwakilan WHO di Eropa. WHO mengatakan jika kota-kota di dunia telah mengeluarkan berbagai jurus untuk memperlambat pandemi coronavirus di wilayahnya. Di sisi lain banyak masyarakat yang tetap keluar rumah untuk bekerja atau memenuhi kebutuhan sehari-hari. "Jika memungkinkan, pertimbangkan untuk bersepeda atau berjalan kaki," tulis WHO dalam panduan teknisnya dikutip dari laman mainsepeda[dot]com.

Sambil tetap menjaga jarak, kedua olahraga itu bisa memenuhi persyaratan minimum untuk aktivitas harian. Apalagi pandemi coronavirus membuat olahraga dan kegiatan rekreasi dibatasi. Pemerintah mengimbau warganya agar tetap di rumah. Masyarakat hanya boleh keluar rumah untuk sesuatu yang sangat penting.

Tak pelak, tren bersepeda kian menjamur terbukti dengan banyaknya jalanan kota hingga di alam terbuka di negeri ini pun kian dihiasi masyarakat yang ingin menjaga kebugarannya agar tetap fit agar terhindar dari serangan virus yang tengah mewabah di seluruh penjuru dunia. Pasalnya, vaksin untuk virus ini belum ditemukan dengan harapan aktifitas berolahraga ini pun menjadi sarana memperbaiki imunitas tubuh bagi para pesepeda.

Lalu bagaimanakah tips aman bersepeda saat pandemi Corona? Melansir dari detik[dot]com, Dosen Fakultas Kedokteran Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan (FKKMK) UGM Rustamadji membeberkan berolahraga pada saat pandemi Corona tidak dilarang. Namun, ada protokol kesehatan yang harus dijalankan.

"Karena kita tidak tahu siapa yang membawa COVID-19 sehingga kita tidak bisa mengabaikan ada kemungkinan kita sendiri atau orang lain itu menularkan. Itu kewaspadaannya," kata Rustamadji, Kamis (11/6/2020).

Berikut panduan yang diberikan pria yang juga menjabat sebagai Ketua Satgas COVID-19 UGM itu juga menuturkan, warga yang bersepeda harus waspada karena masih ada kemungkinan penularan Corona:

Tetap Gunakan Masker

Kendati bersepeda menggunakan masker itu mengurangi udara yang masuk ke paru-paru, goweser tetap wajib memakai masker. Idealnya, pakai masker kain tiga lapis.

Intensitas Jangan Terlalu Berat

Bersepeda dengan menggunakan masker tentunya berat. Untuk itu, bagi para pesepeda di kala pandemi disarankan hanya untuk bersenang-senang saja.

Namun, hal ini dikembalikan ke masing-masing individu. Pasalnya, ada orang yang memang sudah terbiasa bersepeda dan ada yang belum terbiasa.

Gunakan Helm dan Pakaian Tertutup

Bersepeda juga memiliki risiko jika terjatuh. Oleh karena itu, setiap tetap diminta agar melengkapi diri dengan alat pelindung. Untuk itu, helm dan pakaian tertutup sangat pas apabila digunakan dikala bersepeda.

Tetap Jaga Jarak

Pembatasan jarak juga berlaku saat bersepeda. Pemberian jarak bukan hanya dengan rombongan, namun juga saat berpapasan. Pasalnya, kita tidak mengetahui dengan siapa kita berpapasan, ditakutkan apabila sedang berpapasan dengan orang lain yang mungkin sedang sakit.

Cukup Satu Barisan

Bersepeda artinya juga harus menjaga keselamatan saat berkendara. Idealnya, pesepeda harus mematuhi rambu-rambu lalu lintas. Dengan menjaga jarak yakni satu barisan, selain memberi ruang bagi pemakai jalan lain, tentunya bersepeda dengan bergerombol atau berjejer lebih dari satu barisan akan membahayakan yang lain.

Bawa Handsanitizer

Salah satu barang yang tidak boleh ditinggalkan yakni handsanitizer. Sebab, saat bersepeda belum tentu bisa menemukan fasilitas untuk cuci tangan. Karena, dengan selalu mencuci tangan usai beraktifitas atau usai memegang sesuatu akan menghindarikan diri kita dari yang namanya virus.

Bawa Air Minum Sendiri

Rustamadji mengingatkan kepada goweser agar mempersiapkan air minum dari rumah. Selain itu, dia meminta agar goweser tidak berhenti di warung karena berisiko terkena Corona.

"Jangan mampir warung, karena itu berisiko untuk menularkan. Kan kita tidak tahu di warung itu ketemu siapa-siapa saja. Ada bakteri atau virusnya tidak. Mampir warung ini yang bahaya," ungkapnya.

Pilih Jalan yang Sepi

Pemilihan rute saat bersepeda juga harus diperhatikan. Dia menyarankan agar goweser memilih jalan yang sepi sehingga meminimalisir pertemuan dengan banyak orang.

"Jalan yang sepi ini meminimalisir kemungkinan bertemu dengan banyak orang sehingga mengurangi risiko penularan virus Corona," bebernya.

Tips Pilih Sepeda

Demi menunjang budaya hidup sehat, beberapa orang di daerah perkotaan juga memilih sepeda sebagai alat transportasi untuk bekerja atau untuk kuliah. Tujuannya tidak lain adalah untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya olahraga, salah satu caranya dengan bersepeda.

Jika kamu saat ini adalah orang yang juga tengah tertarik dengan sepeda dan punya budget khusus untuk membeli benda ini, ada baiknya kenali lebih dulu jenis-jenis sepeda yang ada, seperti paparan decathlon[dot]co[dot]id berikut ini:

Sepeda Gunung

Sepeda Gunung
Sepeda Gunung (shopee)

Sepeda ini memang cocok digunakan di area pegunungan dengan medan yang cukup berat. Sepeda Gunung juga dikenal dengan Mountain Bike (MTB). Sepeda ini pertama kali diperkenalkan ke publik pada tahun 1970 di sebuah arena perbukitan San Francisco.

Beberapa ciri sepeda gunung yang bisa kamu kenali adalah; memiliki rangka yang terbuat dari pipa berukuran besar sehingga lebih kuat dan kokoh dibanding jenis sepeda lain, ukuran rodanya 26” dengan tapak ban yang cukup lebar, tapak bannya dikhususkan memiliki kemampuan mencengkeram tanah dan batu di daerah perbukitan, memiliki shock breaker pada roda, terakhir sepeda gunung memiliki 3 gear depan dan 10 gear belakang. Sepeda gunung terdiri dari berbagai jenis tergantung dari suspensi dan medan yang dilalui.

Sepeda Hybrid

Sepeda Hybrid
Sepeda Hybrid (shopee)


Sepeda hybrid adalah perpaduan antara sepeda gunung dan sepeda balap yang sangat cocok digunakan di jalan raya. Bentuk rangka jenis sepeda ini mirip dengan sepeda gunung dan juga memiliki shock breaker pada roda depan. Namun ukuran diameter pipa dan rodanya mirip dengan sepeda balap, yaitu 27”. Bentuk ban sepeda hybrid memiliki permukaan yang sedikit bertekstur dengan ukuran ban yang lebih lebar dari sepeda balap.




Sepeda Balap

Sepeda Balap
Sepeda Balap (shopee)


Sepeda balap, serupa dengan namanya adalah sepeda yang memang dikhususkan untuk race atau balapan. Sepeda ini umumnya memiliki berat yang sangat ringan dibanding jenis sepeda lain sehingga mampu menghasilkan kecepatan yang tinggi di jalan raya. Ia mampu menghasilkan kecepatan hingga 60 km/jam tanpa menggunakan shock breaker.

Untuk mengenali sepeda jenis ini sangat mudah, cukup melihat bagian setirnya. Umumnya setir sepeda balap berbentuk melengkung pada bagian ujungnya supaya para pengendara mampu merendahkan tubuhnya sehingga mencapai aerodinameter yang ideal. Sepeda balap sendiri terdiri dari beberapa jenis yaitu aero, endurance, dan lightweighter.

Sepeda BMX

Sepeda BMX
Sepeda BMX (shopee)

BMX adalah singkatan dari bicycle moto cross yang merupakan salah satu olahraga populer pada tahun 1960-an di California, Amerika Serikat. Sepeda jenis ini dapat digunakan untuk balapan dengan mengkombinasikan atraksi-atraksi ekstrem yang seru sekaligus menegangkan. Olahraga sepeda BMX sendiri sangat populer di California dan saat ini juga mewabah di Indonesia. Di Olimpiade Rio tahun 2018 lalu, Indonesia bahkan mengirimkan seorang atlet elite putra BMX yang bertanding pada seri BMX SX.

Sepeda Lipat
Sepeda Lipat (shopee)

Sepeda Lipat

Sepeda lipat adalah salah satu sepeda yang akan membuat kamu jatuh cinta saat pertama kali melihatnya. Mengapa demikian? Karena sepeda ini bisa dilipat sehingga cara penyimpanannya jauh lebih mudah. Kamu bisa membawa sepeda lipat ini di dalam transportasi umum, apartemen hingga kantor. Sepeda jenis ini sangat cocok digunakan untuk rute pendek di jalan beraspal. Jangan sampai menggunakan sepeda lipat di medan berat ya! Sepeda lipat dibedakan menjadi dua jenis berdasarkan besarnya ukuran ban, yaitu ukuran standar (16 dan 20 inci) dan ukuran besar, 24 inci.

Nah, setelah kamu mengetahui jenis sepedanya maka akan lebih mudah untuk menentukan jenis sepeda mana yang ingin kamu beli. Kini belanja sepeda juga tidak harus dilakukan di store, kamu bisa membeli sepeda secara online melalui marketplace pilihan Anda agar tetap aman dari invasi virus yang berasal dari Wuhan, China. ***


Related Posts

Tidak ada komentar:

Posting Komentar