Tren bersepeda dengan protokol kesehatan (IG) |
Tren kegiatan bersepeda di Indonesia meningkat kala pandemi COVID-19. Selain memberi ruang khusus bagi pesepeda, pemerintah juga mengatur protokol kesehatan bagi masyarakat ketika bersepeda di ruang publik. Lalu, bagaimana tips bersepeda agar tetap nyaman, tentunya terjaga dari serangan virus?
Badan Kesehatan Dunia (WHO) telah merilis panduan teknis tentang beraktivitas selama pandemi coronavirus. Dalam panduan tersebut WHO menganjurkan masyarakat untuk bersepeda dan berjalan kaki guna menghindari kontak fisik, serta memperlambat pandemi ini.Panduan
teknis tersebut dikeluarkan kantor perwakilan WHO di Eropa. WHO mengatakan jika
kota-kota di dunia telah mengeluarkan berbagai jurus untuk memperlambat pandemi
coronavirus di wilayahnya. Di sisi lain banyak masyarakat yang tetap keluar
rumah untuk bekerja atau memenuhi kebutuhan sehari-hari. "Jika
memungkinkan, pertimbangkan untuk bersepeda atau berjalan kaki," tulis WHO
dalam panduan teknisnya dikutip dari laman mainsepeda[dot]com.
Sambil tetap
menjaga jarak, kedua olahraga itu bisa memenuhi persyaratan minimum untuk
aktivitas harian. Apalagi pandemi coronavirus membuat olahraga dan kegiatan
rekreasi dibatasi. Pemerintah mengimbau warganya agar tetap di rumah.
Masyarakat hanya boleh keluar rumah untuk sesuatu yang sangat penting.
Tak pelak,
tren bersepeda kian menjamur terbukti dengan banyaknya jalanan kota hingga di
alam terbuka di negeri ini pun kian dihiasi masyarakat yang ingin menjaga
kebugarannya agar tetap fit agar terhindar dari serangan virus yang tengah
mewabah di seluruh penjuru dunia. Pasalnya, vaksin untuk virus ini belum
ditemukan dengan harapan aktifitas berolahraga ini pun menjadi sarana
memperbaiki imunitas tubuh bagi para pesepeda.
Lalu
bagaimanakah tips aman bersepeda saat pandemi Corona? Melansir dari detik[dot]com,
Dosen Fakultas Kedokteran Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan (FKKMK) UGM
Rustamadji membeberkan berolahraga pada saat pandemi Corona tidak dilarang.
Namun, ada protokol kesehatan yang harus dijalankan.
"Karena
kita tidak tahu siapa yang membawa COVID-19 sehingga kita tidak bisa
mengabaikan ada kemungkinan kita sendiri atau orang lain itu menularkan. Itu
kewaspadaannya," kata Rustamadji, Kamis (11/6/2020).
Berikut
panduan yang diberikan pria yang juga menjabat sebagai Ketua Satgas COVID-19 UGM itu juga
menuturkan, warga yang bersepeda harus waspada karena masih ada kemungkinan
penularan Corona:
Tetap Gunakan Masker
Kendati
bersepeda menggunakan masker itu mengurangi udara yang masuk ke paru-paru,
goweser tetap wajib memakai masker. Idealnya, pakai masker kain tiga lapis.
Intensitas Jangan Terlalu Berat
Bersepeda
dengan menggunakan masker tentunya berat. Untuk itu, bagi para pesepeda di kala
pandemi disarankan hanya untuk bersenang-senang saja.
Namun, hal
ini dikembalikan ke masing-masing individu. Pasalnya, ada orang yang memang
sudah terbiasa bersepeda dan ada yang belum terbiasa.
Gunakan Helm dan Pakaian Tertutup
Bersepeda
juga memiliki risiko jika terjatuh. Oleh karena itu, setiap tetap diminta agar
melengkapi diri dengan alat pelindung. Untuk itu, helm dan pakaian tertutup
sangat pas apabila digunakan dikala bersepeda.
Tetap Jaga Jarak
Pembatasan
jarak juga berlaku saat bersepeda. Pemberian jarak bukan hanya dengan
rombongan, namun juga saat berpapasan. Pasalnya, kita tidak mengetahui dengan
siapa kita berpapasan, ditakutkan apabila sedang berpapasan dengan orang lain
yang mungkin sedang sakit.
Cukup Satu Barisan
Bersepeda
artinya juga harus menjaga keselamatan saat berkendara. Idealnya, pesepeda
harus mematuhi rambu-rambu lalu lintas. Dengan menjaga jarak yakni satu
barisan, selain memberi ruang bagi pemakai jalan lain, tentunya bersepeda
dengan bergerombol atau berjejer lebih dari satu barisan akan membahayakan yang
lain.
Bawa Handsanitizer
Salah satu
barang yang tidak boleh ditinggalkan yakni handsanitizer. Sebab, saat bersepeda
belum tentu bisa menemukan fasilitas untuk cuci tangan. Karena, dengan selalu
mencuci tangan usai beraktifitas atau usai memegang sesuatu akan menghindarikan
diri kita dari yang namanya virus.
Bawa Air Minum Sendiri
Rustamadji
mengingatkan kepada goweser agar mempersiapkan air minum dari rumah. Selain
itu, dia meminta agar goweser tidak berhenti di warung karena berisiko terkena
Corona.
"Jangan
mampir warung, karena itu berisiko untuk menularkan. Kan kita tidak tahu di
warung itu ketemu siapa-siapa saja. Ada bakteri atau virusnya tidak. Mampir
warung ini yang bahaya," ungkapnya.
Pilih Jalan yang Sepi
Pemilihan
rute saat bersepeda juga harus diperhatikan. Dia menyarankan agar goweser
memilih jalan yang sepi sehingga meminimalisir pertemuan dengan banyak orang.
"Jalan
yang sepi ini meminimalisir kemungkinan bertemu dengan banyak orang sehingga
mengurangi risiko penularan virus Corona," bebernya.
Tips Pilih Sepeda
Demi
menunjang budaya hidup sehat, beberapa orang di daerah perkotaan juga memilih
sepeda sebagai alat transportasi untuk bekerja atau untuk kuliah. Tujuannya
tidak lain adalah untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya olahraga, salah
satu caranya dengan bersepeda.
Jika kamu
saat ini adalah orang yang juga tengah tertarik dengan sepeda dan punya budget
khusus untuk membeli benda ini, ada baiknya kenali lebih dulu jenis-jenis
sepeda yang ada, seperti paparan decathlon[dot]co[dot]id berikut ini:
Sepeda Gunung
Sepeda Gunung (shopee) |
Sepeda ini
memang cocok digunakan di area pegunungan dengan medan yang cukup berat. Sepeda
Gunung juga dikenal dengan Mountain Bike (MTB). Sepeda ini pertama kali
diperkenalkan ke publik pada tahun 1970 di sebuah arena perbukitan San
Francisco.
Beberapa
ciri sepeda gunung yang bisa kamu kenali adalah; memiliki rangka yang terbuat
dari pipa berukuran besar sehingga lebih kuat dan kokoh dibanding jenis sepeda
lain, ukuran rodanya 26” dengan tapak ban yang cukup lebar, tapak bannya
dikhususkan memiliki kemampuan mencengkeram tanah dan batu di daerah
perbukitan, memiliki shock breaker pada roda, terakhir sepeda gunung memiliki 3
gear depan dan 10 gear belakang. Sepeda gunung terdiri dari berbagai jenis
tergantung dari suspensi dan medan yang dilalui.
Sepeda Hybrid
Sepeda Hybrid (shopee) |
Sepeda hybrid adalah perpaduan antara sepeda gunung dan sepeda balap yang sangat cocok digunakan di jalan raya. Bentuk rangka jenis sepeda ini mirip dengan sepeda gunung dan juga memiliki shock breaker pada roda depan. Namun ukuran diameter pipa dan rodanya mirip dengan sepeda balap, yaitu 27”. Bentuk ban sepeda hybrid memiliki permukaan yang sedikit bertekstur dengan ukuran ban yang lebih lebar dari sepeda balap.
Sepeda Balap
Sepeda Balap (shopee) |
Sepeda
balap, serupa dengan namanya adalah sepeda yang memang dikhususkan untuk race
atau balapan. Sepeda ini umumnya memiliki berat yang sangat ringan dibanding
jenis sepeda lain sehingga mampu menghasilkan kecepatan yang tinggi di jalan
raya. Ia mampu menghasilkan kecepatan hingga 60 km/jam tanpa menggunakan shock
breaker.
Untuk
mengenali sepeda jenis ini sangat mudah, cukup melihat bagian setirnya. Umumnya
setir sepeda balap berbentuk melengkung pada bagian ujungnya supaya para
pengendara mampu merendahkan tubuhnya sehingga mencapai aerodinameter yang
ideal. Sepeda balap sendiri terdiri dari beberapa jenis yaitu aero, endurance,
dan lightweighter.
Sepeda BMX
Sepeda BMX (shopee) |
BMX adalah
singkatan dari bicycle moto cross yang merupakan salah satu olahraga populer
pada tahun 1960-an di California, Amerika Serikat. Sepeda jenis ini dapat
digunakan untuk balapan dengan mengkombinasikan atraksi-atraksi ekstrem yang
seru sekaligus menegangkan. Olahraga sepeda BMX sendiri sangat populer di
California dan saat ini juga mewabah di Indonesia. Di Olimpiade Rio tahun 2018
lalu, Indonesia bahkan mengirimkan seorang atlet elite putra BMX yang
bertanding pada seri BMX SX.
Sepeda Lipat (shopee) |
Sepeda Lipat
Sepeda lipat
adalah salah satu sepeda yang akan membuat kamu jatuh cinta saat pertama kali
melihatnya. Mengapa demikian? Karena sepeda ini bisa dilipat sehingga cara
penyimpanannya jauh lebih mudah. Kamu bisa membawa sepeda lipat ini di dalam
transportasi umum, apartemen hingga kantor. Sepeda jenis ini sangat cocok
digunakan untuk rute pendek di jalan beraspal. Jangan sampai menggunakan sepeda
lipat di medan berat ya! Sepeda lipat dibedakan menjadi dua jenis berdasarkan
besarnya ukuran ban, yaitu ukuran standar (16 dan 20 inci) dan ukuran besar, 24
inci.
Nah, setelah
kamu mengetahui jenis sepedanya maka akan lebih mudah untuk menentukan jenis
sepeda mana yang ingin kamu beli. Kini belanja sepeda juga tidak harus
dilakukan di store, kamu bisa membeli sepeda secara online melalui marketplace
pilihan Anda agar tetap aman dari invasi virus yang berasal dari Wuhan, China.
***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar