Segalanya tentang Inspirasi, Kesehatan & Lifestyle


Senin, 10 Agustus 2020

Abah Syaifudin Al Kadri Pelestari Ilmu Hikmah dan Pengobatan Leluhur Kalimantan

| Senin, 10 Agustus 2020

 

Abah syaifudin al kadri
Abah Syaifudin Al Kadri (Dok. Pribadi)

Sebagai pewaris ilmu lelehur Kalimantan yang terkenal sangat lungit, pantas Abah Ami sapaan Abah Syaifudin Al Kadri. Tidak hanya itu, beliau disebut-sebut sebagai salah satu tokoh sakti asal Ranah Borneo.

Ratusan siswanya dan santri-santri yang datang untuk berguru dan ngangsu kaweruh ilmu pada Guru Besar Padepokan Macan Wali Tarakan kini pun makin banyak seiring bergulirnya waktu dan tambahan ilmu.

Selain mengajarkan gemblengan ilmu hikmah karomah dan kanuragan, beliau dikenal sebagai ahli pengobatan ilmu Dayak Kalimantan yang terkenal sangat ampuh.

Nah, untuk menjejak kembali bagaimana Padepokan Macan Wali berkiprah, pada 1 Muharam 1421H di Tarakan Kalimantan Timur berdirilah satu padepokan olah kanuragan yang bernama Padepokan Ki Demang Rengas Papak dengan berlambangkan macan putih yang didirikan oleh KH. Ahmad Ghozali dari Desa Kedawung Cirebon.

Beliau sekaligus menjadi guru besarnya pada saat itu, nama Ki Demang Rengas Papak diambil dari nama Ki Gede Kedawung. Beliau adalah orang kepercayaan Syech Syarif Hidayatullah (Sunan Gunung Jati).

Sunan Gunung Jati adalah pemimpin para wali di tanah Jawa yang mendapatkan gelar Panatagama. Ki Demang Rengas Papak dalam melaksanakan tugas dari Sunan Gunung Jati mendapatkan gelar Pangeran Marta Pura. Dan dalam melaksanakan tugasnya menggunakan tunggangan macan putih, macan ini berbentuk tidak seperti macan biasa tetapi berbentuk macan gaib atau non fisik. Macan ini pula yang menjadi tunggangannya para wali atau macannya wali.

Dengan niat berharap mendapatkan karomah para wali. Macan ini dijadikan lambang perguruan tersebut yang mengandung makna; macan melambangkan keberanian dan putih melambangkan kebenaran atau kesucian. Mudah-mudahan orang yang mengikuti padepokan tersebut mempunyai semangat dalam melaksanakan kebenaran dalam melaksanakan kebenaran dalam kiprah Amar Ma’ruf Nahi Mungkar sekaligus mengembangkan syariat Islam semaksimal mungkin.

Macan tersebut atau macan putih pada tanggal 12 Maulid sering menampakkan diri berkeliling di Desa Kedawung Cirebon walaupun hanya diketahui oleh orang-orang tertentu yang diberikan keistimewaan oleh Allah SWT.

Dalam pengembangan beberapa puluh tahun kemudian padepokan tersebut dilanjutkan oleh muridnya bernama Abah Syaifudin Al Kadri dengan mendirikan sebuah padepokan yang diberi nama Padepokan Macan Wali Tarakan.

Dan untuk legitimasinya, Padepokan Macan Wali Tarakan sah berdiri secara hukum di Tarakan dengan Akte Notaris: No.19/8/2007 tanggal 07 Agustus 2007. Padepokan Macan Wali Tarakan mengajarkan tentang ilmu olah pernapasan, meditasi, tenaga dalam, kanuragan, dan pengobatan alternatif.

Guru yang Dituahkan

Merunut ketokohan Guru Besar Padepokan Macan Wali Tarakan Kalimantan Timur ini memang identic dari legenda leluhur Kalimantan yang mempunyai kekuatan dan kemampuan ilmu kesaktian tingkat tinggi.

Abah Syaifudin Al Kadri yang mulai menapakkan diri menjadi spiritualis dan makin berkibar di nusantara. Apalagi spesialisasi gemblengan dan pengajaran ilmu hikmah warisan leluhur Kalimantan, piandel kerejekian dan penyembuhannya yang terkenal di wilayahnya. Hal ini membuatnya cepat mendapat tempat di masyarakat umum yang berminat menguasai ilmu itu.

Ibarat seorang yang kini ditokohkan oleh siswa-siswanya reputasi dan kemampuan ilmu kadigdayaan, khususnya ilmu gaib dan kanuragannya sudah pada tataran guru yang dituahkan.

Segala kekuatan dahsyat akan dimasukkan ke dalam tubuh seseorang santrinya atau pasiennya yakin bermanfaat dan sangatlah besar dan menimbulkan kekuatan yang luar biasa. Seperti terawangan gaib, ilmu khodam dan kanuragannya akan meningkat dan langsung bisa dibuktikan. Istimewanya bahwa ilmu yang diturunkan murni dari ajaran Islam, meski tidak menutup kemungkinan peserta non muslim.

Guru Besar Macan Wali ini mempunyai spesialisasi ilmu yang diajarkan lebih fokus pada gemblengan ilmu gaib (hikmah dan khodam gaib) di samping ilmu-ilmu penyembuhannya yang ampuh.

Hal ini membuatnya cepat mendapat tempat di kalangan siswanya dan masyarakat umum yang berminat menguasai ilmu. Sedangkan ilmu penyembuhannya itu membuatnya di padepokan ini ratusan orang saban hari meminta kesembuhannya. Orang-orang yang mempunyai masalah kehidupan pun tak luput untuk datang ke padepokan Abah Syaifudin Al Kadri.

Pria ramah ini mengakui , bahwa awal perjalanan spiritualnya di mulai dari kotanya sendiri di tahun 1990-an. Ia melatih diri dalam olah ilmu tenaga dalam. Lalu, berlanjut ke ilmu hikmah dan ilmu khodam. Padahal, sebelumnya sejak usia belasan tahun dirinya sudah banyak menimba ilmu spiritual dari berbagai guru dan kiai linuwih dari Kalimantan dan Jawa.

Pada tahun 2000, beliau mulai turun gunung dan mau memperkenalkan diri di kalangan peminat ilmu metafisika dan supranatural. Sebelumnya, ia hanya menjalani banyak ritual dan mengamalkan ilmunya pada kalangan terbatas. Satu lagi, dengan berdirinya Padepokan Macan Wali, yang tentu saja membawa misi untuk kemaslahatan dan menurunkan ilmu pada siapa pun juga yang membutuhkan.

Menurutnya, ilmu ini adalah kumpulan dari cahaya dzikir dan cahaya hizib. Bukan ilmu jin /  khodam, bukan susuk / perewangan. Murni hasil riadloh wirid, dzikir, puasa dan doa yang dilakukannya.

“Hasilnya jika diturunkan atau diisikan, sangat positif dan membawa manfaat buat ruh dan jasad, kebaikan untuk dunia akhirat. Aamiin. Juga tidak ada efek samping, tidak beresiko dan bebas pantangan. Bebas agama / umur / jenis kelamin dan hanya untuk kebaikan. Adapun manfaat ilmu tersebut di antaranya adalah keatosan / kekebalan, tolak sihir / tenung, mendatangkan kekuatan gaib saat dibutuhkan. Pertolongan lewat malaikat. Mereka akan dibukakan pintu hidayah oleh Tuhan Yang Maha Esa,” tutur Abah Syaifudin Al Kadri. ***

Related Posts

Tidak ada komentar:

Posting Komentar