Segalanya tentang Inspirasi, Kesehatan & Lifestyle


Selasa, 11 Agustus 2020

RM Arjuna Nusantara (Ki Joko Bodho) Ahli Menerjemahkan Sandi Alam Terkait Agenda Politik

| Selasa, 11 Agustus 2020
Rm arjuna nusantara
RM Arjuna Nusantara (Dok. Pribadi)

RM. Arjuna Nusantara atau Ki Joko Bodho merupakan spiritualis Ponorogo yang lahir pada 8 September 1969. Ia pernah mendapatkan Penghargaan Anugerah Posmo Award 2003 Kategori Ilmu Kasempurnaan dan Metafilsafat.

Putra pasangan dari pasangan alm. RM. Soeparman dan Kanjeng Dewi Siti Nurjati ini tinggal di Jalan Kawung 28 Kertosari Ponorogo.

Ia merupakan sosok yang dianggap nyeleneh. Dalam laku hidupnya selalu mengajarkan kesabaran, rasa syukur, kesolehan, budi pekerti dan budaya Jawa.

Baginya, sumber kesaktian itu dengan terus melakukan perjuangan demi kejayaan bangsa dan negara dalam cita-cita luhur, yakni Indonesia menjadi mercusuar dunia berdasarkan Pancasila dan UUD45.

Kemampuan dan ilmu yang ditekuninya diperuntukkan untuk bangsa, negara, seni, budaya, nusantara, dan Tuhan Yang Maha Esa, bahkan karya teks peradaban baru yang telah dideklarasikan pada Sabtu Pahing 29 Maret di Padepokan Tunjung Seto yang berada di Desa Crabak Kec. Slahung Ponorogo, telah mendapat dukungan dari Presiden Komite Gong Perdamaian Dunia di Jepara 17 April 2012. Itulah yang menjadikan visi misi perjuangan Lembaga Budaya Seni Nusantara Tunjung Seto, yang didirikannya pada 12-12-2012.

Terawang terhadap agenda politik negara dan daerah mampu dibaca dan disambungkan dengan sandi alam / isyarat alam, bahkan pernah juga disandikan lewat cerita bersambung maupun teatrikal dalam bentuk sanepan yang dimuat di berbagai media harian, mingguan maupun nasional.

Bendera Forum Komunikasi Petani Nusantara (FKPN) yang didirikan pada tahun 2007 itu merupakan alat perjuangan yang digunakan dalam landasan hukum kerja di wilayah NKRI guna membantu petani, karena petani nusantara merupakan tiang negara Indonesia yang agraris, maritim, dan berseni budaya yang berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa dan Berbhineka Tunggal Ika.

Dengan moto hidup “SERIBU SAUDARA KURANG, SATU MUSUH KELEBIHAN” yang merupakan filosofis dari Prabu Batara Katong, putra Prabu Brawijaya ke-5, yang mendapat warisan Payung Tunggul Nogo dan Pedang Tunggul Wulung yang merupakan leluhurnya, menjadi modal dasar untuk menjalin hubungan silaturahmi untuk melengkapi ilmunya dan tidak pernah merasa takut dalam menjalani hidup, baik berteman dengan kalangan para raja, pejabat negara, maupun para tokoh internasional guna melengkapi pengalaman hidupnya.

Atas komitmen di dalam mempertahankan dan memperjuangkan budaya, posmo pada tahun 2015 kembali menganugerahi Penghargaan PosmoAward 2015. ***

Related Posts

Tidak ada komentar:

Posting Komentar