RM Arjuna Nusantara (Dok. Pribadi) |
RM. Arjuna
Nusantara atau Ki Joko Bodho merupakan spiritualis Ponorogo yang lahir pada 8
September 1969. Ia pernah mendapatkan Penghargaan Anugerah Posmo Award 2003
Kategori Ilmu Kasempurnaan dan Metafilsafat.
Putra
pasangan dari pasangan alm. RM. Soeparman dan Kanjeng Dewi Siti Nurjati ini
tinggal di Jalan Kawung 28 Kertosari Ponorogo.
Ia merupakan
sosok yang dianggap nyeleneh. Dalam laku hidupnya selalu mengajarkan kesabaran,
rasa syukur, kesolehan, budi pekerti dan budaya Jawa.
Baginya,
sumber kesaktian itu dengan terus melakukan perjuangan demi kejayaan bangsa dan
negara dalam cita-cita luhur, yakni Indonesia menjadi mercusuar dunia
berdasarkan Pancasila dan UUD45.
Kemampuan
dan ilmu yang ditekuninya diperuntukkan untuk bangsa, negara, seni, budaya,
nusantara, dan Tuhan Yang Maha Esa, bahkan karya teks peradaban baru yang telah
dideklarasikan pada Sabtu Pahing 29 Maret di Padepokan Tunjung Seto yang berada
di Desa Crabak Kec. Slahung Ponorogo, telah mendapat dukungan dari Presiden
Komite Gong Perdamaian Dunia di Jepara 17 April 2012. Itulah yang menjadikan
visi misi perjuangan Lembaga Budaya Seni Nusantara Tunjung Seto, yang
didirikannya pada 12-12-2012.
Terawang
terhadap agenda politik negara dan daerah mampu dibaca dan disambungkan dengan
sandi alam / isyarat alam, bahkan pernah juga disandikan lewat cerita
bersambung maupun teatrikal dalam bentuk sanepan yang dimuat di berbagai media
harian, mingguan maupun nasional.
Bendera
Forum Komunikasi Petani Nusantara (FKPN) yang didirikan pada tahun 2007 itu
merupakan alat perjuangan yang digunakan dalam landasan hukum kerja di wilayah
NKRI guna membantu petani, karena petani nusantara merupakan tiang negara
Indonesia yang agraris, maritim, dan berseni budaya yang berdasarkan Ketuhanan
Yang Maha Esa dan Berbhineka Tunggal Ika.
Dengan moto
hidup “SERIBU SAUDARA KURANG, SATU MUSUH KELEBIHAN” yang merupakan filosofis
dari Prabu Batara Katong, putra Prabu Brawijaya ke-5, yang mendapat warisan
Payung Tunggul Nogo dan Pedang Tunggul Wulung yang merupakan leluhurnya, menjadi
modal dasar untuk menjalin hubungan silaturahmi untuk melengkapi ilmunya dan
tidak pernah merasa takut dalam menjalani hidup, baik berteman dengan kalangan
para raja, pejabat negara, maupun para tokoh internasional guna melengkapi
pengalaman hidupnya.
Atas
komitmen di dalam mempertahankan dan memperjuangkan budaya, posmo pada tahun
2015 kembali menganugerahi Penghargaan PosmoAward 2015. ***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar