Gus Harfath (Dok. Pribadi) |
Pondok ini
tak seperti pondok lain yang biasa kita jumpai. Karena santri-santrinya adalah
anak jalanan dan pecandu narkoba. Mereka yang memang menjadi perhatian utama
dari pendirian pondok ini.
Generasi
muda adalah sebuah konsep yang mengusung nilai keberlangsungan dan pembaharuan.
Pada generasi itu tersemat janji akan kelangsungan perjuangan dan pembangunan
bangsa serta pembaharuan tatanan kenegaraan dan sosial kemasyarakatan menuju
arah yang lebih baik. Namun generasi muda dapat berubah menjadi generasi yang
abai terhadap bangsa, negara dan lingkungan sosialnya jika narkoba telah
merusak cara berpikirnya dan miras menenggelamkan haluan moralnya.
Realitas
itulah yang disadari oleh Hariyanto Harfath dan menjadi sumber kegelisahannya
selama beberapa tahun. Dia menyadari bahwa generasi muda adalah aset bangsa yang
tidak seharusnya tercemar oleh narkoba, miras dan perilaku merusak lainnya,
karena masa depan bangsa berada di pundak mereka. Kegelisahan akan nasib mereka
itu pula yang kemudian menjadi modal keberanian bagi Gus Harfath, sapaan
akrabnya, untuk mendirikan sebuah pondok pesantren yang diharapkan mampu
mendekatkan mereka pada cahaya agama Islam.
Demikianlah
akhirnya dengan dibantu beberapa temannya, Gus Harfath berhasil mendirikan
sebuah Pondok Pesantren di Blitar yang kemudia diberi nama Pondok Mental Muslim
Tembang Batin pada tahun 2006 yang lalu. Berdirinya pondok yang membina anak
jalanan dan rehabilitasi narkoba tersebut awalnya bukan tanpa kendala. Beberapa
masalah sempat menghadang, mulai tidak adanya biaya hingga cibiran dari
masyarakat. Namun berbekal niat baik serta tulus ikhlas, akhirnya segala
permasalahan tersebut sirna dan solusi selalu ada.
Gus Harfath
kemudian berkisah, “Pada saat awal mendirikan, kami bahkan tidak punya uang
untuk membeli paku,” kenangnya. Kesulitan tersebut akhirnya teratasi secara
kebetulan. Karena tak lama setelah itu, Gus Harfath diminta bantuan oleh banser
untuk membongkar sebuah gedung. Dari situlah dia dan murid-muridnya mendapatkan
banyak paku bekas yang sangat bermanfaat untuk pendirian pondoknya.
“Alhamdulillah, selalu saja ada jalan keluar dari setiap permasalahan,”
urainya.
Selain
hambatan dan cibiran, dukungan pun didapat Gus Harfath dari berbagai pihak. Tak
kurang dari para pejabat Pemkab Blitar mendukung pendirian pondok tersebut.
Bahkan mereka yang mendorong Gus Harfath untuk segera merealisasikan pendirian
pondok. Karena di Jatim dan khususnya Blitar, amat jarang ditemui pondok
pesantren yang mau menampung anak jalanan dan merehabilitasi pecandu narkoba.
Apalagi di Blitar sendiri banyak anak jalanan yang berkeliaran di ruas-ruas
jalan kota dan pojok-pojok perempatan jalan. Sayangnya selama ini keberadaan
mereka hanya menjadi sumber keresahan masyarakat tanpa ada usaha yang berarti
untuk membina mereka.
Padahal
menurut Gus Harfath, anak jalanan tersebut sebenarnya pada dasarnya baik, “Asal
ada yang mengarahkan mereka,”tuturnya. Dengan keyakinan tersebut, Gus Harfath
tak kenal lelah untuk jalanan pun telah didatangi olehnya, demi mengajak mereka
untuk berubah menjadi lebih baik, “Saya sempat setahun berada di Terminal
Bungurasih untuk mendekati dan mengajak anak jalanan untuk berubah,” kisahnya.
Awalnya,
mereka selalu menolak jika diajak untuk mengaji di pondoknya, namun dengan
kesabaran Gus Harfath mampu mendekati dan memaksa mereka sedikit demi sedikit
untuk meninggalkan kehidupan jalanannya beralih menjadi santri di pondoknya.
Dengan usahanya tersebut, tak sedikit anak jalanan yang mau mengikuti
nasehatnya dan menjadi santri di pondoknya.
Di Pondok
Mental Muslim Tembang Batin tersebut, anak-anak jalanan tersebut mendapat
berbagai pelajaran yang sangat berguna bagi mereka. Seperti mengaji AlQuran dan
kitab kuning, serta pencak silat. Dengan berbagai kegiatan tersebut diharapkan
akan mampu menjauhkan dari perilaku dan kebiasaan negatif mereka selama ini.
“Apalagi dalam pencak silat ada nilai pertahanan diri dan membentuk budi
pekerti luhur,” kata Gus Harfath.
Tidak hanya
membekali mereka dengan ilmu agama, pondok ini bahkan menyalurkan pekerjaan
untuk anak-anak jalanan yang sesuai dengan kriteria. Untuk keperluan tersebut,
pondok ini telah menjalin kerjasama dengan beberapa perusahaan untuk mensuplai
kebutuhan tenaga kerja mereka. Sedangkan bagi mereka yang tidak memenuhi
kriteria, pondok ini telah menyiapkan beragam keterampilan dan pendidikan untuk
mengembangkan kreatifitas mereka, sehingga mereka menjadi mandiri.
Selain anak
jalanan pondok ini menampung pula remaja dan pemuda yang mempunyai
ketergantungan pada narkoba. Gus Harfath kemudian bercerita bahwa dulu ada
seorang anak laki-laki pecandu narkoba. Oleh orang tuanya telah dikirim ke
berbagai pusat rehabilitasi narkoba. Namun semua tidak mampu menyembuhkannya.
Hingga akhirnya orang tuanya memasrahkan anaknya ke Pondok Mental Muslim
Tembang Batin ini. Dengan terapi selama kurang lebih 8 bulan akhirnya anak
tersebut dapat disembuhkan dan kini telah menjadi vokalis sebuah band yang
telah memasuki dapur rekaman.
Metode
terapi yang disusun oleh pondok ini memang telah menyelamatkan banyak pemuda
dan remaja dari ketergantungan narkoba. Menurut Gus Harfath metode tersebut
dimulai dari terapi dzikir, kemudian mandi air asma’ dan terakhir minum
beberapa ramuan yang dibuat sendiri oleh Gus Harfath seperti ramuan madu hitam.
Hasilnya terbukti efektif. Metode terapi itu pula yang menyembuhkan seorang
anak berusia 12 tahun yang telah kecanduan narkoba dengan terapi selama satu
bulan.
Ketika
ditanya berapa tarif untuk rehabilitasi narkoba. Dengan mantap, Gus Harfath
menjawab, “Kami tidak memungut biaya sepeserpun pada mereka,” tuturnya. Gus
Harfath kemudian melanjutkan bahwa yang dia lakukan adalah semata demi syiar
Islam dan membantu sesama. ***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar