Segalanya tentang Inspirasi, Kesehatan & Lifestyle


Minggu, 23 Agustus 2020

Gus Harfath Raja Gembleng dan Pendiri Pesantren Pecandu Narkoba Blitar

| Minggu, 23 Agustus 2020
Gus harfath
Gus Harfath (Dok. Pribadi)
Merintis pendirian lembaga profesional di bidang jasa hipnotis / hipnoterapi, penyembuhan alternatif Pondok Mental Muslim / Padepokan “Tembang Batin Blitar”. Raja Gembleng Indonesia, back up jabatan, tender dan usaha, pelatih ilmu pengobatan cara nabi, pemondokan anak jalanan, narkoba, musafir jalanan.

Pondok ini tak seperti pondok lain yang biasa kita jumpai. Karena santri-santrinya adalah anak jalanan dan pecandu narkoba. Mereka yang memang menjadi perhatian utama dari pendirian pondok ini.

Generasi muda adalah sebuah konsep yang mengusung nilai keberlangsungan dan pembaharuan. Pada generasi itu tersemat janji akan kelangsungan perjuangan dan pembangunan bangsa serta pembaharuan tatanan kenegaraan dan sosial kemasyarakatan menuju arah yang lebih baik. Namun generasi muda dapat berubah menjadi generasi yang abai terhadap bangsa, negara dan lingkungan sosialnya jika narkoba telah merusak cara berpikirnya dan miras menenggelamkan haluan moralnya.

Realitas itulah yang disadari oleh Hariyanto Harfath dan menjadi sumber kegelisahannya selama beberapa tahun. Dia menyadari bahwa generasi muda adalah aset bangsa yang tidak seharusnya tercemar oleh narkoba, miras dan perilaku merusak lainnya, karena masa depan bangsa berada di pundak mereka. Kegelisahan akan nasib mereka itu pula yang kemudian menjadi modal keberanian bagi Gus Harfath, sapaan akrabnya, untuk mendirikan sebuah pondok pesantren yang diharapkan mampu mendekatkan mereka pada cahaya agama Islam.

Demikianlah akhirnya dengan dibantu beberapa temannya, Gus Harfath berhasil mendirikan sebuah Pondok Pesantren di Blitar yang kemudia diberi nama Pondok Mental Muslim Tembang Batin pada tahun 2006 yang lalu. Berdirinya pondok yang membina anak jalanan dan rehabilitasi narkoba tersebut awalnya bukan tanpa kendala. Beberapa masalah sempat menghadang, mulai tidak adanya biaya hingga cibiran dari masyarakat. Namun berbekal niat baik serta tulus ikhlas, akhirnya segala permasalahan tersebut sirna dan solusi selalu ada.

Gus Harfath kemudian berkisah, “Pada saat awal mendirikan, kami bahkan tidak punya uang untuk membeli paku,” kenangnya. Kesulitan tersebut akhirnya teratasi secara kebetulan. Karena tak lama setelah itu, Gus Harfath diminta bantuan oleh banser untuk membongkar sebuah gedung. Dari situlah dia dan murid-muridnya mendapatkan banyak paku bekas yang sangat bermanfaat untuk pendirian pondoknya. “Alhamdulillah, selalu saja ada jalan keluar dari setiap permasalahan,” urainya.

Selain hambatan dan cibiran, dukungan pun didapat Gus Harfath dari berbagai pihak. Tak kurang dari para pejabat Pemkab Blitar mendukung pendirian pondok tersebut. Bahkan mereka yang mendorong Gus Harfath untuk segera merealisasikan pendirian pondok. Karena di Jatim dan khususnya Blitar, amat jarang ditemui pondok pesantren yang mau menampung anak jalanan dan merehabilitasi pecandu narkoba. Apalagi di Blitar sendiri banyak anak jalanan yang berkeliaran di ruas-ruas jalan kota dan pojok-pojok perempatan jalan. Sayangnya selama ini keberadaan mereka hanya menjadi sumber keresahan masyarakat tanpa ada usaha yang berarti untuk membina mereka.

Padahal menurut Gus Harfath, anak jalanan tersebut sebenarnya pada dasarnya baik, “Asal ada yang mengarahkan mereka,”tuturnya. Dengan keyakinan tersebut, Gus Harfath tak kenal lelah untuk jalanan pun telah didatangi olehnya, demi mengajak mereka untuk berubah menjadi lebih baik, “Saya sempat setahun berada di Terminal Bungurasih untuk mendekati dan mengajak anak jalanan untuk berubah,” kisahnya.

Awalnya, mereka selalu menolak jika diajak untuk mengaji di pondoknya, namun dengan kesabaran Gus Harfath mampu mendekati dan memaksa mereka sedikit demi sedikit untuk meninggalkan kehidupan jalanannya beralih menjadi santri di pondoknya. Dengan usahanya tersebut, tak sedikit anak jalanan yang mau mengikuti nasehatnya dan menjadi santri di pondoknya.

Di Pondok Mental Muslim Tembang Batin tersebut, anak-anak jalanan tersebut mendapat berbagai pelajaran yang sangat berguna bagi mereka. Seperti mengaji AlQuran dan kitab kuning, serta pencak silat. Dengan berbagai kegiatan tersebut diharapkan akan mampu menjauhkan dari perilaku dan kebiasaan negatif mereka selama ini. “Apalagi dalam pencak silat ada nilai pertahanan diri dan membentuk budi pekerti luhur,” kata Gus Harfath.

Tidak hanya membekali mereka dengan ilmu agama, pondok ini bahkan menyalurkan pekerjaan untuk anak-anak jalanan yang sesuai dengan kriteria. Untuk keperluan tersebut, pondok ini telah menjalin kerjasama dengan beberapa perusahaan untuk mensuplai kebutuhan tenaga kerja mereka. Sedangkan bagi mereka yang tidak memenuhi kriteria, pondok ini telah menyiapkan beragam keterampilan dan pendidikan untuk mengembangkan kreatifitas mereka, sehingga mereka menjadi mandiri.

Selain anak jalanan pondok ini menampung pula remaja dan pemuda yang mempunyai ketergantungan pada narkoba. Gus Harfath kemudian bercerita bahwa dulu ada seorang anak laki-laki pecandu narkoba. Oleh orang tuanya telah dikirim ke berbagai pusat rehabilitasi narkoba. Namun semua tidak mampu menyembuhkannya. Hingga akhirnya orang tuanya memasrahkan anaknya ke Pondok Mental Muslim Tembang Batin ini. Dengan terapi selama kurang lebih 8 bulan akhirnya anak tersebut dapat disembuhkan dan kini telah menjadi vokalis sebuah band yang telah memasuki dapur rekaman.

Metode terapi yang disusun oleh pondok ini memang telah menyelamatkan banyak pemuda dan remaja dari ketergantungan narkoba. Menurut Gus Harfath metode tersebut dimulai dari terapi dzikir, kemudian mandi air asma’ dan terakhir minum beberapa ramuan yang dibuat sendiri oleh Gus Harfath seperti ramuan madu hitam. Hasilnya terbukti efektif. Metode terapi itu pula yang menyembuhkan seorang anak berusia 12 tahun yang telah kecanduan narkoba dengan terapi selama satu bulan.

Ketika ditanya berapa tarif untuk rehabilitasi narkoba. Dengan mantap, Gus Harfath menjawab, “Kami tidak memungut biaya sepeserpun pada mereka,” tuturnya. Gus Harfath kemudian melanjutkan bahwa yang dia lakukan adalah semata demi syiar Islam dan membantu sesama. ***

Related Posts

Tidak ada komentar:

Posting Komentar