Aidah (Dok. Pribadi) |
Aidah yang
lahir di Kedungcowek, Surabaya pada Juni 1968 dari pasangan Muchayah dan Abdul
Khamid merupakan keluarga pecinta spiritual. Almarhum ayahnya adalah seorang
spiritualis. Kemampuan Aidah mengobati berbagai penyakit didapatkan sejak kecil
dari pemberian Allah SWT. Namun tidak begitu saja, melainkan diasahnya secara
bertahap.
Aidah menekuni
sebagai pengobat alternatif dengan transfer energi sudah puluhan tahun dan
ribuan pasien sudah ditanganinya. Berbagai penyakit medis seperti migrain,
kanker, tumor, jantung, stroke, diabetes, patah tulang, dan lain sebagainya. Serta
penyakit non medis yang disebabkan teluh dan guna-guna serta gangguan gaib
beres di tangannya.
Metode Aidah
mengobati cukup sederhana. Ia meletakkan telapak tangannya pada sumber penyakit
yang dirasakan pasien, kemudian berdoa untuk kesembuhan si penderita. Aidah menuturkan
ada semacam energi positif yang dipancarkan dari tubuhnya menggentikan energi negative
dari tubuh si penderita.
Jadi istilah
jawanya penyakit tersebut disedot lewat tangan kemudian masuk ke tubuhnya. Berkat
kuasa Allah penyakit tersebut, baik medis maupun non medis keluar meninggalkan
tubuhnya.
Aidah juga
memberikan terapi dengan sarana air putih yang dibacakan doa keramat. Dengan ketelatenan
dan keikhlasan, Aidah memberikan pengobatan pada satu kali pertemuan ataupun
secara berkala. Bergantung berat ringannya penyakit yang diderita. Ia juga
melayani buka aura, keluhan pada kejantanan serta kewanitaan.
Dalam perjalanan
supranaturalnya, Aidah masih ada trah dari Kerajaan Majapahit dan Sunan Ampel
dari almarhum ayahnya Abdul Khamid dan almarhum kakeknya, Ismail. Sedangkan trah
dari Mataram didapat dari ibunya, Muchayah, almarhum kakek Hamzah.
Pada tahun
1994 Aidah pernah bertemu Walisongo, lalu diangkat sampai ke langit. Di tahun
tersebut ia juga bertemu dengan tokoh mistis Ratu Kidul. Setelah itu ia
mendapat ilham bertemu dengan Nabi Khidir As.
Selang beberapa
waktu bertemu dengan Nabi Isa As beserta ibundanya Siti Maryam. Diangkatlah ia
ke langit tingkat 7 untuk sekedar berjabat tangan dengan Nabi Isa As, dan
selang beberapa hari kejadian itu terulang lagi sampai 3 kali. Saat kejadian
yang ketiga, Aidah diarahkan dan didudukkan di kursi oleh Nabi Isa As. Setelah kejadian
itu bertambah pula kemampuannya dalam pengobatan alternatif.
Seiring dengan
perjalanan waktu, ujian, cercaan, keprihatinan hidup terus dijalani Aidah. Tapi
itu semua disikapinya dengan keikhlasan, kekuatan serta kesabaran. Karena keistiqomahan
Aidah, dengan ijin dan ridho Allah, ia bertemu dengan Nabi Muhammad SAW tiga
kali. Yang pertama dan kedua hanya melihat sinar cahaya putih. Dan saat
pertemuan ketiga baru bisa melihat wajah tersenyum kekasih Allah SWT yaitu
Rasulullah SAW.
Setelah bertemu
Rasulullah SAW, hidup Aidah terasa semakin mantap, semakin tenang dan bertambah
pula rasa keikhlasan yang begitu luar biasa. Selang beberapa waktu semakin
berat ujian dari Allah kepadanya, untuk menambah kekuatan dalam hidup serta
untuk menolong sesama manusia. Beberapa bulan kemudian ia mengaku bertemu
dengan Nabi Yusuf As, selang seminggu Nabi Musa As dan terakhir bertemu dengan
Nabi Ibrahim As.
Aidah mendapatkan
pengalaman spiritual yang menakjubkan. Pesan-pesan yang datang dari pengalaman
spiritual itu berisi kesabaran dan petunjuk. Ibu tiga anak ini menjalani
petunjuk itu dengan hati-hati.
Setelah mendapatkan
ilham bertemu dengan nabi-nabi Allah semakin bertambah kemampuan Aidah dalam
mengobati berbagai penyakit, menghadapi berbagai persoalan yang dikeluhkan
pasien. Penyakit non medis dari segala bentuk ilmu hitam atau jenis santet atau
gangguan gaib apapun pernah dan berhasil ditanganinya.
Menolong orang
lain tidak hanya membutuhkan kemampuan, tapi lebih dari itu, rasa ikhlas yang
membuat usaha itu semakin ringan. Hal itulah yang dirasakan Aidah. Jika orang
lain sembuh dari sakitnya dan orang tersebut bersyukur atas kesembuhannya, itu
adalah kepuasan yang menjadi penghilang rasa lelah Aidah. Baginya, semua yang
dilakukan dengan niat karena Allah SWT akan menjadi menyenangkan dan mudah.
Energi Senam
Selain energi
supranatural, Aidah juga menekuni keahliannya yang lain. Yaitu senam aerobik. Beberapa
orang mengaku sembuh dari penyakitnya dengan sebuah pengobatan berupa transfer
energi senam.
Aidah mempelajari
ilmu senam aerobik dan menjadi instruktur senam sejak tahun 2000. Kemampuan mengajar
senam aerobik dan mengobati penyakit dengan transfer energi ini memberinya
petunjuk untuk menggabungkan dua keahlian itu, yakni senam yang
mengkolaborasikan antara senam aerobik dengan pengobatan alternatif.
Sejak saat
itu, Aidah mempraktekkan senam aerobik yang diberi nama senam aerobik alternatif
Nimas Putri Sabdojati. Pada dasarnya, gerakan senam aerobik alternatif sama
seperti senam aerobik pada umumnya. Hanya saja Aidah menyisipkan beberapa
gerakan di luar pakem senam yang ada untuk mengeluarkan energi negatif yang ada
di dalam tubuh peserta, maupun orang yang berada di sekitar lokasi senam.
Jika Aidah
melakukan gerakan lain yang mengikuti instuisinya, peserta senam tidak harus
mengikuti gerakannya, melainkan tetap bergerak sesuai dengan instruksi gerakan
senam sebelumnya. Ciri khususnya adalah dimulai dari awal senam sampai dengan
akhir senam, selalu ada pencaran transfer energi dan doa yang Aidah berikan
kepada peserta senam.
Kebolehan dan
kemampuan Aidah mengkombinasikan senam aerobik alternatif dengan pengobatan alternatif
Nimas Putri Sabdojati tersebar dari mulut ke mulut. Tawaran mengajar di
berbagai instansi, sekolah, pedesaan, perumahan, sanggar, dan sebagainya
berdatangan. Jadwal mengajarnya semakin padat. Di antara kesibukannya itu,
Aidah tetap rendah hati dan sederhana. Setiap orang dari berbagai kalangan yang
badannya tidak mampu mengikuti senam tetap dilayanai sepenuh hati. ***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar