Segalanya tentang Inspirasi, Kesehatan & Lifestyle


Sabtu, 12 September 2020

Aidah (Nimas Putri Sabdojati) Pencipta Senam Aerobik Alternatif Nimas Putri Sabdojati Sidoarjo

| Sabtu, 12 September 2020

Aidah
Aidah (Dok. Pribadi)
Untuk menggapai harapan menjadi seorang tokoh pengobat alternatif, juga pecipta senam aerobik alternatif Nimas Putri Sabdojati, Aidah melaluinya penuh dengan perjuangan, meneteskan keringat dan air mata. Betapa tidak! Setiap kali hampir mendekati mimpinya dan meraihnya, ujian selalu datang tanpa henti. Angin yang menghembus tidak selalu sejuk dan sepoi-sepoi. Tapi, Aidah memiliki keyakinan, karena ia memiliki kekuatan doa yang selalu dipanjatkan kepada Allah SWT.

Aidah yang lahir di Kedungcowek, Surabaya pada Juni 1968 dari pasangan Muchayah dan Abdul Khamid merupakan keluarga pecinta spiritual. Almarhum ayahnya adalah seorang spiritualis. Kemampuan Aidah mengobati berbagai penyakit didapatkan sejak kecil dari pemberian Allah SWT. Namun tidak begitu saja, melainkan diasahnya secara bertahap.

Aidah menekuni sebagai pengobat alternatif dengan transfer energi sudah puluhan tahun dan ribuan pasien sudah ditanganinya. Berbagai penyakit medis seperti migrain, kanker, tumor, jantung, stroke, diabetes, patah tulang, dan lain sebagainya. Serta penyakit non medis yang disebabkan teluh dan guna-guna serta gangguan gaib beres di tangannya.

Metode Aidah mengobati cukup sederhana. Ia meletakkan telapak tangannya pada sumber penyakit yang dirasakan pasien, kemudian berdoa untuk kesembuhan si penderita. Aidah menuturkan ada semacam energi positif yang dipancarkan dari tubuhnya menggentikan energi negative dari tubuh si penderita.

Jadi istilah jawanya penyakit tersebut disedot lewat tangan kemudian masuk ke tubuhnya. Berkat kuasa Allah penyakit tersebut, baik medis maupun non medis keluar meninggalkan tubuhnya.

Aidah juga memberikan terapi dengan sarana air putih yang dibacakan doa keramat. Dengan ketelatenan dan keikhlasan, Aidah memberikan pengobatan pada satu kali pertemuan ataupun secara berkala. Bergantung berat ringannya penyakit yang diderita. Ia juga melayani buka aura, keluhan pada kejantanan serta kewanitaan.

Dalam perjalanan supranaturalnya, Aidah masih ada trah dari Kerajaan Majapahit dan Sunan Ampel dari almarhum ayahnya Abdul Khamid dan almarhum kakeknya, Ismail. Sedangkan trah dari Mataram didapat dari ibunya, Muchayah, almarhum kakek Hamzah.

Pada tahun 1994 Aidah pernah bertemu Walisongo, lalu diangkat sampai ke langit. Di tahun tersebut ia juga bertemu dengan tokoh mistis Ratu Kidul. Setelah itu ia mendapat ilham bertemu dengan Nabi Khidir As.

Selang beberapa waktu bertemu dengan Nabi Isa As beserta ibundanya Siti Maryam. Diangkatlah ia ke langit tingkat 7 untuk sekedar berjabat tangan dengan Nabi Isa As, dan selang beberapa hari kejadian itu terulang lagi sampai 3 kali. Saat kejadian yang ketiga, Aidah diarahkan dan didudukkan di kursi oleh Nabi Isa As. Setelah kejadian itu bertambah pula kemampuannya dalam pengobatan alternatif.

Seiring dengan perjalanan waktu, ujian, cercaan, keprihatinan hidup terus dijalani Aidah. Tapi itu semua disikapinya dengan keikhlasan, kekuatan serta kesabaran. Karena keistiqomahan Aidah, dengan ijin dan ridho Allah, ia bertemu dengan Nabi Muhammad SAW tiga kali. Yang pertama dan kedua hanya melihat sinar cahaya putih. Dan saat pertemuan ketiga baru bisa melihat wajah tersenyum kekasih Allah SWT yaitu Rasulullah SAW.

Setelah bertemu Rasulullah SAW, hidup Aidah terasa semakin mantap, semakin tenang dan bertambah pula rasa keikhlasan yang begitu luar biasa. Selang beberapa waktu semakin berat ujian dari Allah kepadanya, untuk menambah kekuatan dalam hidup serta untuk menolong sesama manusia. Beberapa bulan kemudian ia mengaku bertemu dengan Nabi Yusuf As, selang seminggu Nabi Musa As dan terakhir bertemu dengan Nabi Ibrahim As.

Aidah mendapatkan pengalaman spiritual yang menakjubkan. Pesan-pesan yang datang dari pengalaman spiritual itu berisi kesabaran dan petunjuk. Ibu tiga anak ini menjalani petunjuk itu dengan hati-hati.

Setelah mendapatkan ilham bertemu dengan nabi-nabi Allah semakin bertambah kemampuan Aidah dalam mengobati berbagai penyakit, menghadapi berbagai persoalan yang dikeluhkan pasien. Penyakit non medis dari segala bentuk ilmu hitam atau jenis santet atau gangguan gaib apapun pernah dan berhasil ditanganinya.

Menolong orang lain tidak hanya membutuhkan kemampuan, tapi lebih dari itu, rasa ikhlas yang membuat usaha itu semakin ringan. Hal itulah yang dirasakan Aidah. Jika orang lain sembuh dari sakitnya dan orang tersebut bersyukur atas kesembuhannya, itu adalah kepuasan yang menjadi penghilang rasa lelah Aidah. Baginya, semua yang dilakukan dengan niat karena Allah SWT akan menjadi menyenangkan dan mudah.

Energi Senam

Selain energi supranatural, Aidah juga menekuni keahliannya yang lain. Yaitu senam aerobik. Beberapa orang mengaku sembuh dari penyakitnya dengan sebuah pengobatan berupa transfer energi senam.

Aidah mempelajari ilmu senam aerobik dan menjadi instruktur senam sejak tahun 2000. Kemampuan mengajar senam aerobik dan mengobati penyakit dengan transfer energi ini memberinya petunjuk untuk menggabungkan dua keahlian itu, yakni senam yang mengkolaborasikan antara senam aerobik dengan pengobatan alternatif.

Sejak saat itu, Aidah mempraktekkan senam aerobik yang diberi nama senam aerobik alternatif Nimas Putri Sabdojati. Pada dasarnya, gerakan senam aerobik alternatif sama seperti senam aerobik pada umumnya. Hanya saja Aidah menyisipkan beberapa gerakan di luar pakem senam yang ada untuk mengeluarkan energi negatif yang ada di dalam tubuh peserta, maupun orang yang berada di sekitar lokasi senam.

Jika Aidah melakukan gerakan lain yang mengikuti instuisinya, peserta senam tidak harus mengikuti gerakannya, melainkan tetap bergerak sesuai dengan instruksi gerakan senam sebelumnya. Ciri khususnya adalah dimulai dari awal senam sampai dengan akhir senam, selalu ada pencaran transfer energi dan doa yang Aidah berikan kepada peserta senam.

Kebolehan dan kemampuan Aidah mengkombinasikan senam aerobik alternatif dengan pengobatan alternatif Nimas Putri Sabdojati tersebar dari mulut ke mulut. Tawaran mengajar di berbagai instansi, sekolah, pedesaan, perumahan, sanggar, dan sebagainya berdatangan. Jadwal mengajarnya semakin padat. Di antara kesibukannya itu, Aidah tetap rendah hati dan sederhana. Setiap orang dari berbagai kalangan yang badannya tidak mampu mengikuti senam tetap dilayanai sepenuh hati. ***

Related Posts

Tidak ada komentar:

Posting Komentar