Segalanya tentang Inspirasi, Kesehatan & Lifestyle


Jumat, 11 September 2020

Al Faqir Ahmad Suparta Al Bantani SH., Ajarkan Amalan Ilmu Kolocokro Warisan Syekh Subakir kepada Jamaahnya

| Jumat, 11 September 2020
Abah suparta
Abah Suparta (Dok. Pribadi)

Setelah pensiun dari dinas PNS, Abah Suparta lebih menekuni dan mendalami dunia spiritual. Hobi yang sejak muda digelutinya. Ia membina jamaah dengan mendirikan majelis zikir yang diberi nama Majelis Ilmu Hikmatul Dzikra Padepokan Tenang Hati.

Wadah ini untuk tempat bimbingan rohani, baik melalui berzikir bersama, tausiyah kerohanian, maupun mengamalkan ilmu-ilmu hikmah.

Kegiatan zikir yang dilakukan setiap Jumat Kliwon, selalu dipenuhi jamaah. Selain dari kampungnya sendiri, banyak jamaah yang datang dari luar kota. Mereka mengikuti kegiatan di Majelis Hikmatul Dzikra Tenang Hati, untuk memperoleh ketentraman hati. Karena banyak amalan-amalan yang dibaca menyentuh hati mereka.

Cukup banyak orang yang datang pada saat digela majelis zikir di padepokannya. Dengan bimbingan Al Faqir Abah Suparta, mereka berzikir dan mengaji bersama. Sesuai namanya, “Tenang Hati”, dengan berzikir para jamaah merasakan kenyamanan batin, dan merasakan kedamaian hati.

Dalam pergaulan sehari-hari, lelaki berkacamata yang suka jalan kaki ini lebih senang berbuat ketimbang banyak omong. Sekali ngomong selalu membuktikan apa yang diomongkan. Istilahnya, tidak banyak membual. Sehingga banyak orang yang terkesan. Jani-janjinya selalu ditepati dan membuat banyak orang percaya akan janjinya.

Al Faqir Ahmad Suparta ini memiliki falsafah hidup, mengikuti air mengalir. Artinya, tidak banyak tingkah dan membuat rencana. Falsafahnya ini telah terbukti menjadikan dirinya seorang yang arif dan bijaksana dalam menghadapi persoalan hidup.

Menyangkut keilmuan, dunia dan akhirat di tempuhnya. Oleh karena itu, sejak muda selalu menuntut ilmu akademis dan menekuni metafisika. Baginya kedua ilmu ini sangat dibutuhkan dalam menjalani kehidupan. Akademis adalah ilmu untuk meraih dunia, dan buktinya ia menjadi PNS. Sedangkan ilmu metafisika adalah ilmu untuk bekal di akhirat.

Untuk ilmu akademis, ia menuntut secara formal melalu jenjang pendidikan sekolah umum hingga perguruan tinggi dan menyandang gelar Sarjana Hukum (SH), dan menjadi PNS. Ia mengabdikan diri kepada bangsa dan negara sampai pension beberapa tahun lalu. Selama bekerja di pemerintahan, ia menjalankan tugas dengan baik.

Untuk lebih mendalami ilmu metafisikanya, Abah Suparta di antaranya melakoni riyadloh di Petilasan Syekh Subakir di Penataran Blitar Jatim. Di sinilah beliau menemukan pencerahan dan mendapatkan bimbingan spiritual, untuk mengamalkan Ilmu Kolocokro Syekh Subakir, bahkan bersedia melestarikan ilmunya wali yang dikenal menumbali Tanah Jawa itu.

Dari sinilah kemudian Abah Suparta berusaha mencari versi-versi Ilmu Kolocokro Syekh Subakir. Karena ilmu ini merupakan ilmu yang langka dan sawabnya luar biasa yang perlu dilestarikan. Mengingat siapa lagi kalau bukan dirinya sendiri.

Baginya ilmu milik Syekh Subakir merupakan ilmu yang harus diamalkan kepada jamaahnya yang mencapai ratusan orang. Sejak itu banyak orang yang mengamalkannya. Mengingat manfaatnya cukup baik bagi pengamalnya.

Tentunya banyak orang yang memiliki Ilmu Kolocokro. Namun yang mengamalkan secara sungguh-sungguh agaknya sedikit. Setelah melakukan ziarah di Makam Syekh Subakir di Blitar, ia ingin menjadi penerusnya. Dimana dirinya melihat langsung petilasannya berupa batu pesujudan.

Batu tersebut hingga kini masih ada dan bisa dilihat oleh banyak orang. Ibaratnya telah menyerap jejak-jekak Syekh Subakir yang berasal dari Kerajaan Turki Usmani.

Kemudian ajaran Syekh Subakir itu diajarkan kepada santri-santrinya dari berbagai daerah Jawa Barat, Banten, dan Jawa Timur. Tiap Jumat Kliwon selalu mengadakan pengajian di tempatnya. Cukup banyak jamaahna yang antusias mempelajari ilmu yang dimilikinya. Ibaratnya menyebarkan ajaran Syekh Subakir yang hampir tidak diketahui orang.

Baginya dengan banyaknya jamaah yang mengamalkan Ilmu Kolocokro Syekh Subakir, makan akan semakin lestarinya ilmu tersebut di tengah-tengah masyarakat. Sebab ilmu wali yang berasal dari Baghdad itu sangat berguna bagi pengamalnya. Sehingga setiap ada istighotsah nantinya bukan hanya ditujukan kepada Syekh Abdul Qodir Al Jaelani saja, melainkan juga ditujukan kepada Syekh Subakir.

Ilmu yang dimiliki kemudian diamalkan untuk menolong orang lain yang meminta bantuan. Karena sesuai dengan tuntunan agama Islam, bahwa ilmu itu harusnya diamalkan. Ibaratnya tumbuhan berbuah cukup lebat, semakin banyak ilmu yang diamalkan, makan banyak pula buah di pohon itu.

Khususnya dalam hal penyembuhan berbagai penyakit karena santet dan gangguan jin (kesurupan). Cukup banyak orang-orang yang tersembuhkan, baik orang tua maupun anak-anak. Pasiennya bukan hanya di Jawa Barat melainkan di Jawa Timur juga ada. Oleh karena itu, sering menginap selama beberapa hari guna mengobati para pasiennya. ***

Related Posts

Tidak ada komentar:

Posting Komentar