Ilustrasi Nabi Khidir As (laduni[dot]id) |
Nabi Khidir As? Siapa yang tak mengenalnya, kisahnya banyak menjadi perbincangan di kalangan ulama bahkan ahli spiritual. Iya, beliau merupakan sosok seorang nabi yang hidup ribuan tahun dan sampai saat ini diyakini masih hidup. Bahkan, sebagian orang dapat bertemu Nabi Khidir dengan banyak keistimewaan.
Nama asli
Nabi Khidir As adalah Balya bin Malkan bin Fali’ bin Abir Fakhsyad bin Syam bin
Nuh (nabi yang menjadi bapak kedua setelah Nabi Adam As).
Semua wali
Allah SWT, pasti pernah berguru kepada Nabi Khidir As, tak terkecuali Nabi Musa
yang pernah menjadi muridnya. Tak sedikit orang yang juga ingin bertemu dengan
Nabi Khidir As.
Melansir Wikipedia,
bahwa Nabi Khidir As selain kisah tentang Nabi Khidir As yang mengajarkan
tentang ilmu hikmah dan kebijaksanaan kepada Nabi Musa AS, asal usul dan kisah
lainnya tentang Nabi Khidir As tidak banyak disebutkan.
Dalam bukunya
yang berjudul “Mystical Dimensions of Islam”, oleh penulis Annemarie Schimmel,
Nabi Khidir As dianggap sebagai salah satu nabi dari empat nabi dalam kisah
Islam dikenal sebagai sosok yang tetap hidup atau abadi. Tiga lainnya adalah
Idris As, Ilyas As, dan Isa As.
Nabi Khidir
As dianggap sebagai salah satu nabi dari empat nabi dalam kisah Islam dikenal
telah berusia lebih dari enam ribu tahun. Ada beberapa pendapat yang menyatakan
bahwa Nabi Khidir As adalah masih sama dengan seseorang yang bernama Elia. Ia juga
diidentikasikan sebagai St. George. Di antara pendapat awal para cendekiawan
barat, Rodwell menyatakan bahwa “Karakter Khidir dibentuk dari Yitro”.
Terlepas dari
asal usul itu, yang tak kalah pentingnya adalah amalan doa Nabi Khidir As yang
diburu pencari berkah kekayaan atau ingin meraih rejeki yang melimpah.
Dalam alQuran,
seperti dikutip dari bangkitmedia[dot]com, bahwa Nabi Khidir As dijelaskan
sebagai sosok guru yang misterius bagi Nabi Musa As. Kisah dialog antara Nabi
Khidir As dan Musa As menjadi ilmu yang luar biasa, betapa kedalaman ilmu Nabi
Khidir As langsung melesat ke langit. Nabi Khidir As memberikan makna atas
berbagai peristiwa yang jauh di atas akal manusia, bahkan seorang Nabi Musa As.
Seorang ulama
muda asal Probolinggo Jawa Timur, Gus Dewa menjelaskan zikir dan amalan dari
Nabi Khidir As. Gus Dewa menjelaskannya berdasarkan keterangan dari Kitab I’anah
At Tholibin juz 1 halaman 11, kitab karya Syekh Abu Bakar Syatho.
Berikut ini
adalah doa, zikir dan amalan Nabi Khidir As:
Pertama,
membaca Ya Allah Ya Rahman mulai dari setelah Ashar hari Jumat sampai tenggelam
matahari, semua permintaannya dikabulkan oleh Allah SWT.
Kedua,
menulis lafadz ( اَلرَّحِيْمُ ) sebanyak 21 kali untuk dikalungkan orang sakit
pusing, sembuh total.
Ketiga, lafadz
( اَلرَّحِيْمُ ) ditulis pada telapak tangan orang
diganggu makhluk halus, dan dibacakan di telinganya 7 kali, akan sembuh
seketika dengan ijin Allah SWT.
Demikian amalan
Nabi Khidir As yang dijelaskan dalam Kitab “Ianah At Tholibin” juz 1 halaman
11.
Merilis muslim[dot]or[dot]id,
Ar-Rahman dan Ar-Rahiim” berasal dari kata yang sama, yaitu “Rahmah”. Dalam terjemah
Bahasa Indonesia, “Ar-Rahman” seringkali diterjemahkan dengan “Maha Pengasih”,
sedangkan “Ar-Rahiim” diterjemahkan dengan “Maha Penyayang”. Secara sekilas
membaca terjemah tersebut, seolah-olah makna “Ar-Rahman dana Ar-Rahiim” adalah
sama, yaitu menunjukkan sifat “Rahmah” Allah Ta’ala.
“Ar-Rahman
dan Ar-Rahiim memiliki perbedaan makna sehingga keduanya dibedakan dalam segi
lafadz, juga hitungan dalam Asmaul Husna yang berjumlah 99. Mengutip islami[dot]co,
bahwa ulama berbeda-beda dalam menjelaskan perbedaan nama Allah Ar-Rahman
dengan Ar-Rahiim. Menurut alGhazali, Ar Rahman merupakan nama Allah SWT yang
menunjukkan sifat kasih sayang Allah SWT yang lebih khusus pada hal yang tak
bisa dilakukan manusia, yaitu yang berkaitan dengan kebahagiaan di kehidupan
akhirat.
Sedang cara
meneladani Ar-Rahman menurut alGazali antara lain:
Pertama,
mengasihi orang-orang yang sedang lalai dari mengingat Allah SWT. Kedua,
memalingkan mereka dari keadaan lalai kepada mengingat Allah SWT dengan cara
memberi nasihat secara halus, tidak dengan kasar.
Ketiga,
memandang para pelaku maksiat dengan pandangan merasa kasihan, tidak menghina. Keempat,
menganggap setiap maksiat yang terjadi di alam ini sama seperti maksiat yang
dilakukan oleh diri sendiri. Sehingga tak henti-hentinya ia berusaha
menghilangkannya sebagai bentuk rasa kasih kepada pelakunya, agar tidak
menerima rasa marah Allah SWT serta jauh dari-Nya. Sama seperti saat ia
melakukan kesalahan, lalu ia berusaha mentaubatinya.
Sedang cara
meneladani Ar-Rahiim menurut alGazali adalah:
Pertama,
berusaha sekuat tenaga menghilangkan kesulitan orang yang sedang membutuhkan. Kedua,
tidak abai terhadap orang miskin yang ada di sekitar serta daerahnya. Berusaha
memperbaiki perekonomian mereka baik dengan bantuan berupa materi, dengan
pangkat yang dimiliki, atau menjadi lantaran terpenuhinya hak-hak yang dimiliki
mereka. Ketiga, andai tidak bisa melakukan poin yang kedua, maka memberikan
bantuan dengan bentuk doa serta memperlihatkan rasa prihatin sebagai bentuk
rasa solidaritas sampai mereka merasa bahwa kita pun mengalami hal sama dengan
mereka.
Merilis detik[com]com,
dari buku berjudul “Rahasia Kedahsyatan Asmaul Husna” oleh Titin Supartinah
S.Pd adalah barangsiapa yang membaca Ya Rahiim sebanyak 100 kali setelah
mengerjakan Salat Subuh, niscaya ia akan mendapatkan kasih sayang dari semua
makhluk dan terhindar dari semua bencana dan malapetaka.
Untuk Ar-Rahman,
nama indah itu dimiliki oleh Allah SWT yang memiliki kasih sayang yang sangat
luas kepada seluruh makhlukNya. Ada berbagai kenikmatan yang telah Allah SWT
berikan kepada makhluknya, seperti kesehatan, hingga rejeki.
Doa Nabi
Khidir As memiliki banyak sekali manfaat dan khasiatnya, seperti dikutip dari
amaliyah[dot]net, di antaranya adalah untuk mempercepat terkabulnya hajat,
dipermudah dari segala yang sulit, untuk keselamatan dan semakin dekat para
Allah SWT dan juga mendapatkan kasih sayangNya.
Dalam riwayat
lain dikatakan bahwa barangsiapa yang membaca doa tersebut pagi dan sore makan
akan gugurlah dosa-dosanya dan langgenglah kebahagiaannya, dihapuskanlah segala
kesalahannya, dikabulkan doanya, diluaskan rejekinya, diberikan segala
cita-citanya, ditolong atas segala musuhnya, dan ditulis di sisi Allah SWT
sebagai seorang shiddiq (yang amat tinggi / kuat keimanannya), dan tidaklah ia
mati kecualia dalam keadaan syahid.
Berikut doanya:
(sumber:amaliyah[dot]net) |
Artinya : “Ya Allah, sebagaimana Engkau bersikap lemah lembut dalam keagunganMu melebihi segala yang lemah lembut, dan Engkau Maha Tinggi dengan keagunganMu atas segala yang agung, dan Engkau Maha Mengetahui apa yang ada di dalam bumiMu sebagaimana Engkau mengetahui apa yang ada di atas ‘arsyMu, dan bisikan hati di sisiMu sama seperti ucapan terang-terangan, dan ucapan terang-terangan sama di sisiMu dengan bisikan hati, dan tunduklah segala sesuatu kepada keagunganMu, dan merendahkanlah segala yang memiliki kekuasaan kepada kekuasaanMu, dan jadilah perkara dunia dan akhirat berada di tanganMu, jadikanlah bagiku dari segala keluh kesah yang menimpaku pada sore / pagi hari kelapangan dan jalan keluar darinya. Ya Allah, sesungguhnya kemaafanMu atas dosa-dosaku, dan penghapusanMu atas semua kesalahanku, dan penutupanMu atas perbuatan burukku, kesemuanya itu mendorongku untuk memohon kepadaMu apa-apa yang aku tak pantas menerimanya dari apa-apa yang aku teledor padanya, aku memohon kepadaMu dalam keadaan aman, dan aku meminta kepadaMu dengan rasa senang hati, sedangkan Engkau adalah selalu berbuat baik kepadaku, dan aku selalu berbuat jahat terhadap diriku sendiri dalam masalah yang menyangkut hubungan aku dengan Engkau, Engkau selalu membuatku menyayangiMu dengan senantiasa memberi nikmatMu kepadaku meskipun Engkau tidak membutuhkan aku, dan aku selalu membuatMu murka dengan bermaksiat kepadaMu, akan tetapi kepercayaanku kepadaMu membawaku untuk berani (memohon) kepadaMu, maka jenguklah akau dengan karunia dan kebaikanMu keapdaku, dan terimalah taubatku, sesungguhnya Engkau Maha Penerima Taubat, lagi Maha Penyayang. Semoga shalawat dari Allah senantiasa terlimpah atas Nabi Muhammad, keluarga dan para sahabatnya sekalian”. ***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar