Ki Suryo Kencono (Dok. Pribadi) |
Ibarat wong anyar katon. Ki Ageng Suryo Kencono, meski bukan orang sembarangan dalam hal ilmu kadigdayaan, namun tokoh spiritual dari Nganjuk, Jatim ini baru muncul.
Ia menampilkan
diri bukan tanpa tujuan. Misinya adalah tetulung. Banyak orang pandai dan
berilmu tinggi di negeri ini, namun untuk tampil banyak yang malu-malu. Tujuannya
tampil di hadapan publik tidak lain adalah untuk memperkenalkan diri, bahwa ia
adalah orang yang ringan tangan tetulung kepada masyarakat luas.
Khususnya masalah
ruwatan sukerto dan penyembuhan alternatif, sebagaimana keahliannya. Baginya,
kegiatan ruwatan merupakan tradisi orang-orang dulu yang harus tetap
dihidupkan. Dengan uri-uri budaya ini, anak-anak sekarang bisa mengerti bahwa dulunya
nenek moyang kita memiliki tradisi seperti ini.
Tokoh spiritual
yang sudah banyak labuhannya pada masyarakat ini, dirinya meraih Anugerah Posmo
Award. Apresiasi yang diberikan, menjadikan semangat dirinya di dalam menolong
orang. Uri-uri budaya daerah sebagai kearifan lokal.
Kini dirinya
makin aktif menggeluti dunia spiritual. Karena sudah menjadi jalan hidupnya
sejak kecil. Diakui atau tidak faktanya memang demikian. Baginya dunia
spiritual merupakan dunia yang cukup menyenangkan.
Oleh sebab
itu, ia terus belajar dan belajar. Menurutnya di atas langit pasti ada langit. Di
atas orang sakti pasti ada orang yang lebih sakti. Untuk itu, ia masih terus
sinau, menimba ilmu kepada orang-orang pintar yang memiliki karakter pembawa
ketentraman bagi manusia.
Ia mengibaratkan,
dengan anak yang sekolah. Itu pasti ada tingkatannya. Begitu pula dalam dunia
spiritual pun ada tingkatannya. Maka dari itu, ia tetap belajar terus hingga
akhir hayat. Pemikiran ini menunjukkan Ki Ageng Suryo Kencono memang
benar-benar orang yang patut dicontoh, dalam hal menuntut ilmu.
Orang-orang
yang berilmu tinggi, laksana padi. Makin berisi makin menunduk. Selalu rendah
hati. Merasa tidak bisa apa-apa. Tidak merasa ilmunya hebat, melainkan tetap
terus belajar untuk mencapai derajat yang tinggi pula. Semoga saja ia menjadi
orang linuwih yang tetap rendah hati. Aamiin. ***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar