Segalanya tentang Inspirasi, Kesehatan & Lifestyle


Rabu, 23 Agustus 2023

Bahaya Air Putih untuk Bayi

| Rabu, 23 Agustus 2023

Air Putih
Air Putih [pixabay]

Air putih sebaiknya tidak diberikan kepada bayi yang masih dalam periode menyusui atau menerima makanan padat. ASI atau formula bayi sudah mengandung cairan yang cukup untuk memenuhi kebutuhan hidrasi bayi selama enam bulan pertama kehidupan. Pada usia tersebut, bayi sebaiknya tidak diberi air putih tambahan, kecuali atas rekomendasi dan arahan dokter.

Air putih bisa membuat perut bayi terisi lebih cepat tanpa memberikan nutrisi yang dibutuhkan, dan hal ini dapat mengurangi asupan ASI atau formula bayi yang seharusnya lebih prioritas. Selain itu, memberikan air putih pada bayi yang terlalu muda atau saat masih eksklusif menyusui bisa meningkatkan risiko gangguan elektrolit dan gangguan keseimbangan garam dalam tubuh.

Ketika bayi mulai menerima makanan padat, yaitu sekitar usia 6 bulan, Anda dapat memperkenalkan air putih secara perlahan, tetapi tetap berikan prioritas pada ASI atau formula sebagai sumber utama cairan. Air putih harus dalam jumlah yang sangat terbatas dan tidak boleh menggantikan pemberian makanan utama.

Sebaiknya selalu berkonsultasi dengan dokter atau ahli gizi sebelum memberikan air putih pada bayi Anda. Setiap bayi memiliki kebutuhan yang unik, dan rekomendasi yang tepat akan membantu memastikan bahwa bayi Anda menerima nutrisi dan cairan yang sesuai dengan tahap perkembangannya.

Memberikan air putih berlebihan kepada bayi, terutama pada usia yang sangat muda, bisa membawa risiko kesehatan yang serius. Ini karena bayi memiliki kebutuhan nutrisi dan cairan yang berbeda dari orang dewasa, dan memberikan terlalu banyak air putih bisa mengganggu keseimbangan elektrolit dan garam dalam tubuh mereka. Berikut adalah beberapa bahaya memberikan air putih berlebihan pada bayi:

Gangguan Elektrolit: Air putih yang berlebihan dapat mengencerkan kadar elektrolit seperti natrium dalam tubuh bayi. Ini dapat menyebabkan gangguan keseimbangan elektrolit yang berpotensi mengganggu fungsi organ penting.

Kerusakan Ginjal: Ginjal bayi yang masih belum sepenuhnya matang tidak mampu mengatasi jumlah cairan yang berlebihan. Hal ini dapat membebani ginjal dan meningkatkan risiko kerusakan ginjal.

Gangguan Pertumbuhan: Memberikan terlalu banyak air putih bisa mengisi perut bayi dan mengurangi nafsu makan. Ini dapat menyebabkan kurangnya asupan kalori dan nutrisi yang diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan yang optimal.

Hipersentris: Bayi yang terlalu banyak mengonsumsi air putih bisa mengalami hipersentris, yaitu kadar natrium dalam darah yang sangat rendah. Kondisi ini bisa berdampak serius pada kesehatan bayi.

Menurunkan Asupan ASI atau Formula: Memberikan air putih berlebihan bisa membuat bayi kenyang lebih cepat, sehingga mengurangi asupan ASI atau formula yang seharusnya merupakan sumber utama nutrisi dan kalori.

Dehidrasi:  Memberikan terlalu banyak air putih dapat menyebabkan keracunan air atau pengenceran elektrolit, yang dapat menyebabkan dehidrasi pada bayi karena menghilangkan mineral penting dari tubuhnya.

Risiko Aspirasi: Bayi yang sangat muda belum memiliki refleks menelan yang matang, sehingga memberikan air putih bisa meningkatkan risiko aspirasi (masuknya cairan ke paru-paru) yang dapat berbahaya.

Penting untuk menjaga keseimbangan antara asupan cairan dan nutrisi pada bayi. Jika Anda memiliki kekhawatiran atau pertanyaan tentang pemberian air putih pada bayi Anda, selalu konsultasikan dengan dokter atau profesional kesehatan yang berpengalaman. Rekomendasi kesehatan akan sesuai dengan usia, kondisi, dan kebutuhan unik bayi Anda. ***

 

 

Related Posts

Tidak ada komentar:

Posting Komentar