Masjid Mohammad Al-Amin (IG) |
Terletak di Kota Beirut, Lebanon. Masjid Mohammad Al-Amin bergaya arsitektur menyerupai Hagia Sohia yang berada di Turki. Masjid yang juga dikenal dengan Masjid Biru ini karena warna kubahnya. Seperti apa keunikan masjid ini? Berikut riwayat pendiriannya.
Masjid yang
sangat icon sejarah Lebanon ini didirikan oleh mantan Perdana Menteri Rafiq
Hariri pada tahun 2003. Tak jauh dari masjid, terdapat pula Gereja St. Maronite
yang menyiratkan kepada para wisatawan termasuk warga +62 yang bermukim di sana
dalam rangka menempuh pendidikan ini bahwa perbedaan itu indah. Dan dua tempat
ibadah ini, salah satu bukti toleransi di Lebanon.
Tergambar apik,
bagian dalam masjid ini tidak kurang menakjubkannya dengan Masjid Sultan Ahmad
di Istanbul.
Lantainya pun
dilapisi hamparan permadani merah berkualitas tinggi. Warna merah itu tampak
kontras, namun tetap berpadu harmonis dengan warna krem yang melapisi dinding.
Langit-langit
masjid ini merupakan bagian dalam kubah utama dan setengah kubah yang
mengitarinya. Terdapat pola-pola geometris yang indah dengan dominasi warna
merah.
Sebuah lampu
Kristal berukuran besar pun menggantung menambah kesan megah. Setidaknya, ada
dua lampu Kristal yang berukuran lebih kecil di sebelah barat dan timurnya.
Untuk kapasitasnya,
masjid ini memiliki dua lantai. Lantai dasar di peruntukkan bagi jamaah pria,
sedangkan lantai atas untuk perempua.
Kesan arsitektur
masjid Ottoman pada umumnya, tertampil pada kesan lapang (spacious). Tangga
menuju lantai duanya berada di dekat pintu masuk ruang utama.
Lantai dua
yang lebih tepat berada di tepian bangunan utama atau berdekatan dengan
gerbang-gerbang masuk pada keempat sisi. Adapun masjid ini dihiasi dekorasi
kaligrafi dan stalaktit berwarna biru tua.
Pada bagian
podium, terbuat dari kayu dengan ukiran khas Ottoman juga. Kesan yang terhampar
itu menjadikan kesan damai dan dapat dipastikan para pengunjung masjid ini akan
betah berlama-lama di dalamnya, tentunya menjadikan khusyuk beribadah
memanjatkan doa kepada Sang Khaliq. Serta, memuja keagunganNya.
Sementara itu,
luas area bangunan masjid ini sekitar 11.000 meter persegi, yang berhias kubah
biru setinggi satu meter, dan menara setinggi 65 meter (ditempatkan di
sudut-sudut masjid). Masjid tersebut telah menjadi fitur dominan dari cakrawala
pusat Kota Beirut.
Selain itu, masjid
ini telah digunakan sebagai bagian arsitektur simbolik di Lebanon, karena
menjadi area utama dari banyak urusan politik, dan juga ekonomi penting di
negera itu.
Di samping
jadi pusat kajian dan kegiatan peribadatan di Beirut. Masjid ini pun menjadi
makam bagi mantan Perdana Menteri Lebanon yaitu Rafiq Hariri.
Dengan segala
kemegahan dan kemewahannya, tetap terkesan sederhana. Masjid ini saksi bisu
jejak Islam di negeri sejuta agama.
Kemegahan lampu kristalnya (IG) |
Seperti halnya
Masjid Istiqlal, di Jakarta sebagai masjid kebanggan warga +62. Masjid ini pun
merupakan kebanggaan nasional rakyat Lebanon.
Saat pembangunannya,
menurut cerita seperti dikutip dari republika[dot]co[dot]id bahwa para pakerja
menemukan reruntuhan yang berbeda. Belakangan, para arkeolog memastikan situs
tersebut merupakan bekas bagian jalan utama di era kekaisaran Romawi yang
menghubungkan wilayah kekuasaannya di Eropa dan Asia.
Salah satu
cirinya yang dapat dikenali arkeolog adalah pola-pola yang khas Roma. Beirut sejak
berabad-abad lalu telah menjadi kota penting yang menjembatani pengaruh Barat
dan Timur.
Beberapa kerajaan
silih berganti menguasainya. Di antaranya adalah bangsa Punisia, Romawi, dan
yang lebih kemudian, yakni Arab atau tentara Salib.
Kemegahan Masjid
Mohammad Al-Amin tak lagi seperti sedia kala. Merilis pernyataan seorang
mahasiswa Fitrah Alif melalui akun Twitternya bahwa masjid ini terkena dampak
yang cukup dahsyat sesaat setelah terjadi ledakan hebat akibat Amonium Nitrat
di kawasan pelabuhan di Beirut, Ibu Kota Lebanon, Selasa (4/8/2020).
Semoga, peristiwa
ini segera berlalu, masjid pun direnovasi sehingga umat Islam dan pengunjung
dapat beribadah dengan khusyuk di masjid kebanggan masyarakat Lebanon ini. ***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar