Segalanya tentang Inspirasi, Kesehatan & Lifestyle


Kamis, 06 Agustus 2020

Riwayat ‘Masjid Biru’ Mohammad Al-Amin di Beirut, Lebanon

| Kamis, 06 Agustus 2020

Masjid Mohammad Al-Amin
Masjid Mohammad Al-Amin (IG)

Terletak di Kota Beirut, Lebanon. Masjid Mohammad Al-Amin bergaya arsitektur menyerupai Hagia Sohia yang berada di Turki. Masjid yang juga dikenal dengan Masjid Biru ini karena warna kubahnya. Seperti apa keunikan masjid ini? Berikut riwayat pendiriannya.

Masjid yang sangat icon sejarah Lebanon ini didirikan oleh mantan Perdana Menteri Rafiq Hariri pada tahun 2003. Tak jauh dari masjid, terdapat pula Gereja St. Maronite yang menyiratkan kepada para wisatawan termasuk warga +62 yang bermukim di sana dalam rangka menempuh pendidikan ini bahwa perbedaan itu indah. Dan dua tempat ibadah ini, salah satu bukti toleransi di Lebanon.

Tergambar apik, bagian dalam masjid ini tidak kurang menakjubkannya dengan Masjid Sultan Ahmad di Istanbul.

Lantainya pun dilapisi hamparan permadani merah berkualitas tinggi. Warna merah itu tampak kontras, namun tetap berpadu harmonis dengan warna krem yang melapisi dinding.

Langit-langit masjid ini merupakan bagian dalam kubah utama dan setengah kubah yang mengitarinya. Terdapat pola-pola geometris yang indah dengan dominasi warna merah.

Sebuah lampu Kristal berukuran besar pun menggantung menambah kesan megah. Setidaknya, ada dua lampu Kristal yang berukuran lebih kecil di sebelah barat dan timurnya.

Untuk kapasitasnya, masjid ini memiliki dua lantai. Lantai dasar di peruntukkan bagi jamaah pria, sedangkan lantai atas untuk perempua.

Kesan arsitektur masjid Ottoman pada umumnya, tertampil pada kesan lapang (spacious). Tangga menuju lantai duanya berada di dekat pintu masuk ruang utama.

Lantai dua yang lebih tepat berada di tepian bangunan utama atau berdekatan dengan gerbang-gerbang masuk pada keempat sisi. Adapun masjid ini dihiasi dekorasi kaligrafi dan stalaktit berwarna biru tua.

Pada bagian podium, terbuat dari kayu dengan ukiran khas Ottoman juga. Kesan yang terhampar itu menjadikan kesan damai dan dapat dipastikan para pengunjung masjid ini akan betah berlama-lama di dalamnya, tentunya menjadikan khusyuk beribadah memanjatkan doa kepada Sang Khaliq. Serta, memuja keagunganNya.

Sementara itu, luas area bangunan masjid ini sekitar 11.000 meter persegi, yang berhias kubah biru setinggi satu meter, dan menara setinggi 65 meter (ditempatkan di sudut-sudut masjid). Masjid tersebut telah menjadi fitur dominan dari cakrawala pusat Kota Beirut.

Selain itu, masjid ini telah digunakan sebagai bagian arsitektur simbolik di Lebanon, karena menjadi area utama dari banyak urusan politik, dan juga ekonomi penting di negera itu.

Di samping jadi pusat kajian dan kegiatan peribadatan di Beirut. Masjid ini pun menjadi makam bagi mantan Perdana Menteri Lebanon yaitu Rafiq Hariri.

Dengan segala kemegahan dan kemewahannya, tetap terkesan sederhana. Masjid ini saksi bisu jejak Islam di negeri sejuta agama.

Lampu kristal
Kemegahan lampu kristalnya (IG)

Seperti halnya Masjid Istiqlal, di Jakarta sebagai masjid kebanggan warga +62. Masjid ini pun merupakan kebanggaan nasional rakyat Lebanon.

Saat pembangunannya, menurut cerita seperti dikutip dari republika[dot]co[dot]id bahwa para pakerja menemukan reruntuhan yang berbeda. Belakangan, para arkeolog memastikan situs tersebut merupakan bekas bagian jalan utama di era kekaisaran Romawi yang menghubungkan wilayah kekuasaannya di Eropa dan Asia.

Salah satu cirinya yang dapat dikenali arkeolog adalah pola-pola yang khas Roma. Beirut sejak berabad-abad lalu telah menjadi kota penting yang menjembatani pengaruh Barat dan Timur.

Beberapa kerajaan silih berganti menguasainya. Di antaranya adalah bangsa Punisia, Romawi, dan yang lebih kemudian, yakni Arab atau tentara Salib.

Kemegahan Masjid Mohammad Al-Amin tak lagi seperti sedia kala. Merilis pernyataan seorang mahasiswa Fitrah Alif melalui akun Twitternya bahwa masjid ini terkena dampak yang cukup dahsyat sesaat setelah terjadi ledakan hebat akibat Amonium Nitrat di kawasan pelabuhan di Beirut, Ibu Kota Lebanon, Selasa (4/8/2020).

Semoga, peristiwa ini segera berlalu, masjid pun direnovasi sehingga umat Islam dan pengunjung dapat beribadah dengan khusyuk di masjid kebanggan masyarakat Lebanon ini. ***


Related Posts

Tidak ada komentar:

Posting Komentar