Segalanya tentang Inspirasi, Kesehatan & Lifestyle


Rabu, 02 September 2020

Kisah Mbah Kholil Ijazahkan Amalan Karomah 1001 Hajat

| Rabu, 02 September 2020
Mbah kholil
Mbah Kholil (laduni[dot]id)

KH. Muhammad Kholil yang lebih dikenal dengan Mbah Kholil Bangkalan ini merupakan sosok ulama disamping sebagai ahli fiqh dan ilmu alat (nahwu dan sharaf), beliau juga dikenal sebagai sosok manusia yang “waskita”, yakni weruh sak durunge winarah (tahu sebelum terjadi).

Merilis kumpulanbiografiulama[dot]wordpress[dot]com, beliau termasuk ulama yang memiliki banyak karomah antara lain membelah diri (berada di dua tempat berbeda pada saat yang sama), menyembuhkan orang lumpuh seketika, dan masih banyak yang lainnya. sementara itu, merilis laduni[dot]id, bahwa beliau juga mempunyai karomah mengubah batu menjadi emas demi membuktikan dirinya difitnah karena ada sebagian masyarakat yang menuduhnya membuat uang palsu untuk memberangkatkan haji warganya ke Mekkah setiap tahunnya.

Dikutip dari Wikipedia, Mbah Kholil berasal dari keluarga ulama, KH. Abdul Lathif, mempunyai pertalian darah dengan Sunan Gunung Jati. Ayah Abdul Lathif adalah Kiai Hamim, putra dari Kiai Abdul Karim bin Kiai Muharram bin Kiai Asror Karomah bin Kiai Abdullah bin Sayyid Sulaiman Basyeiban. Sayyid Sulaiman inilah yang merupakan cucu dari Sunan Gunung Jati dari pihak ibu.

Sebagai seorang ulama yang penuh karomah, beliau sangat diburu kalangan santri maupun jamaah yang berharap karomah dan doanya. Khususnya, menyangkut masalah duniawi yakni kekayaan.

Dikisahkan, mengutip dari beritasantri[dot]net bahwa suatu hari Mbah Kholil kedatangan tiga tamu yang menghadap secara bersamaan. Mbah Kholil pun bertanya kepada yang pertama:

“Sampeyan ada keperluan apa”

“Saya pedagang, kiai tetapi hasil tidak didapat, malah rugi terus-menerus,” ucap tamu pertama.

Beberapa saat Mbah Kholil menjawab, “Jika kamu ingin berhasil dalam berdagang, perbanyak baca istighfar,” pesan beliau.

Kemudian bertanya kepada tamu kedua:

“Sampeyan ada keperluan apa?”

“Saya sudah berkeluarga selama 18 tahun, tapi sampai saat ini masih belum diberi keturunan,” kata tamu kedua.

Setelah memandang kepada tamu itu, Mbah Kholil menjawab, “Jika kamu ingin punya keturunan, perbanyak baca istighfar,” jawab Mbah Kholil.

Kini, tiba giliran pada tamu yang ketiga. Kiai juga bertanya, “Sampeyan ada keperluan apa?”

“Saya usaha tani, kiai? Namun, makin hari hutang Saya makin banyak, sehingga tak mampu membayarnya,” ucap tamu yang ketiga, dengan raut muka serius.

“Jika kamu ingin berhasil dan mampu melunasi hutangmu, perbanyak baca istighfar,” pesan Mbah Kholil kepada tamu yang terakhir.

Beberapa murid Mbah Kholil yang melihat peristiwa itu merasa heran. Masalah yang berbeda, tapi dengan jawaban yang sama, resep yang sama yaitu menyuruh memperbanyak istighfar.

Mbah Kholil mengetahui keheranan para santri. Setelah tamunya pulang maka dipanggillah para santri yang penuh tanda Tanya. Lalu, Mbah Kholil membacakan alQuran: Surat Nuh ayat 10-12 yang artinya: “Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, sesungguhnya Dia Maha Pengampun. Nisacaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat dan membanyakkan harta dan anak-anakmu. Dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai.”

Mendengar jawaban Mbah Kholil, para santri mengerti bahwa jawaban itu memang merupakan janji Allah bagi siapa yang memperbanyak baca istighfar. Memang benar. Tak lama setelah kejadian itu, ketiga tamunya semua berhasil apa yang dihajatkan alias amalan 1001 hajat.

Sebagai ulama legendaris, guru para kiai di Jawa. Beliau meninggalkan ilmu kepada para santrinya, yang kemudian menjadi ulama dan pejuang Islam.

Dikutip dari ngopibareng[dot]id, beliau meninggalkan doa dan sholawat yang bisa diamalkan umat Islam demi keberkahan dan terkabulnya hajat bagi siapa pun yang mengamalkannya.

Berikut ini bacaannya :

Ijazah mbah kholil
(sumber: ngopibareng[dot]id)


Bismillaahirrahmaanirrahiim,

Masya Allahu

Laa quwwata illa billahil aliyyil azhiim.

Assalamu’alayna wa alaa ibadillahish-shalihiin,

Hasbunallah wa ni’mal wakiil, ni’mal mawla wa ni’man nashiir, walaa haula walaa quwwata illa billahil aliyyil azhiim

Laa ilaha illallaahu Muhammadur-rasulullaah (1 kali).

Allahumma shalli wasallim wabaarik alaa sayyidinaa Muhammadin wa alaa aali sayyidinaa Muhammad (1000x).

Fadhilahnya: untuk menghilangkan segala kesusahan dan menghasilkan aapa yang dimaksud.

Ijazah dari H. Ahmad Zaini Tarsyid, almaghfurlah, dari KH. Syarwani Abdan Bangil, dari KH. Abdullah bin Yasin Pasuruan, dari Kiai Muhammad Kholil Bangkalan. ***

Related Posts

Tidak ada komentar:

Posting Komentar